PEMBENTUKAN DIRJEN WISATA SYARIAH DI KEMENPAR DIDUKUNG DAERAH

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Taufan Rahmadi  (Foto: Chamid/MINA)
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) (Foto: Chamid/MINA)

, 18 Muharram 1436/11 November 2014 (MINA)– Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Taufan Rahmadi mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya Kementerian Pariwisata () membentuk dirjen khusus untuk mengelola potensi di Indonesia.

“Untuk mengelola potensi wisata syariah diperlukan sebuah kosentrasi dan perhatian khusus, oleh sebab itu kami sangat mendukung penuh upaya kemenpar membentuk dirjen baru yang khusus menangani wisata syariah,” kata Taufan Rahmadi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di kediamannya, Selasa malam.

Taufan mengatakan, semuanya harus dipastikan dengan cermat dan tepat, tanpa mematikan wisata konvensional. Wisata syariah merupakan  sebuah pasar yang potensial dan harus segera dikerjakan oleh pemerintah.

“Para wisatawan muslim dapat memahami bahwa Indonesia merupakan tujuan utama bagi yang tertarik untuk berwisata syariah,” kata Taufan.

Ia juga mengatakan, hal yang tidak kalah pentingnya yaitu memberikan sosialisasi dan meyakinkan kepada para pengusaha bahwa wisata syariah ini mempunyai potensi yang besar.

Ia menambahkan, kalau potensi wisata syariah dikerjakan oleh dirjen lain, dikhawatirkan akan terjadi ketidakfokusan dalam melakukan pekerjaan.

Pada kesempatan yang lain, Ketua Asosiasi Hotel dan Restoran Syariah Indonesia, Riyanto Sofyan mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata syari’ah.

“Perkembangan pariwisata Syari’ah di Indonesia diperkirakan dapat tumbuh cepat sebab mempunyai potensi yang besar sekali”, kata Riyanto Sofyan

Pariwisata Syariah dimata Dunia

Menurut Pemilik jaringan Hotel Sofyan, Riyanto Sofyan, ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan wisata syariah, pertama, kondisi sosial yang memang mendukung yaitu back to nature. Kedua, jumlah muslim yang besar yaitu 1,6 miliar orang di seluruh dunia.

Tingkat pertumbuhan penduduk muslim dua kali lipat rata-rata tingkat pertumbuhan populasi penduduk dunia. Jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia mencapai Rp. 9,4 triliun lebih besar dari negara Cina. Selain jumlah penduduknya yang besar, kemampuan ekonomi juga besar.

Menurut Thomson Reuters, belanja umat muslim dunia sepanjang 2012 mencapai $ 137 miliar, sedangkan Cina $ 89 miliar, dan Amerika 122 $ miliar. Sementara belanja wisatawan muslim di Indonesia mencapai $ 1,6 miliar, atau sekitar 2,6 persen dari potensi seluruh dunia yang ada.

Bahkan di Autralia pemerintahnya mendorong  tempat-tempat  SPA  disediakan mushala. Selain itu juga terdapat restoran yang bersertifikat halal.

Sedangkan di Indonesia sendiri, baru tersedia tiga belas tujuan wisata syari’ah, yaitu:Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat.

Nusa Tenggara Barat merupakan destinasi wisata syariah unggulan di Indonesia. Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada beberapa bulan yang lalu. (L/P010/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Chamid Riyadi

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0