Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembicaraan Nuklir Iran Berlanjut di Wina

sri astuti - Rabu, 9 Februari 2022 - 09:39 WIB

Rabu, 9 Februari 2022 - 09:39 WIB

3 Views

Teheran, ibu kota Iran. (Foto: Shutterstock Photo)

Wina, MINA – Pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 berlanjut Selasa (9/2) dengan putaran kedelapan pembicaraan di Wina, Austria

Perwakilan tingkat tinggi dari Rusia, Cina, Jerman, Inggris, Prancis, dan Iran menghadiri pembicaraan yang diketuai oleh Enrique Mora, perwakilan UE dalam diskusi tersebut, Anadolu melaporkan.

Sementara itu, Ali Bagheri-Kani, Wakil Menteri Luar Negeri Iran dan ketua perunding mengadakan pertemuan dengan Mora.

“Para peserta akan melanjutkan diskusi tentang prospek kemungkinan kembalinya Amerika Serikat ke JCPOA dan bagaimana memastikan implementasi penuh dan efektif dari perjanjian oleh semua pihak,” kata Layanan Diplomatik UE, Senin (7/2).

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

AS memulihkan keringanan sanksi pada hari Jumat yang memungkinkan kerja sama internasional dengan Iran dalam proyek nuklir, menghidupkan kembali harapan untuk menemukan solusi bagi konflik tersebut.

Bulan lalu, pejabat tinggi UE, termasuk Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell, mengisyaratkan bahwa kedua pihak hampir mencapai kesepakatan.

Diplomasi UE telah melakukan upaya signifikan untuk membawa Iran dan AS kembali ke meja perundingan sejak awal konflik antara kedua negara.

Di bawah kepemimpinan UE, para pihak telah membahas kemungkinan kembalinya AS ke perjanjian itu dan memastikan kepatuhan penuh terhadap aturan dengan jeda yang lebih kecil sejak Desember.

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Kesepakatan nuklir Iran secara resmi bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) ditandatangani pada 2015 oleh Iran, AS, China, Rusia, Prancis, Inggris, Jerman, dan Uni Eropa.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Teheran berkomitmen membatasi aktivitas nuklirnya untuk tujuan sipil dan sebagai imbalannya, kekuatan dunia setuju untuk menarik sanksi ekonomi terhadap Iran.

AS, di bawah mantan Presiden Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi, mendorong Teheran untuk berhenti mematuhi kesepakatan itu. (T/R7/P2)

 

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Mi’raj News Agecny (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Eropa
Internasional