Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembunuhan Guru Perancis Penghina Nabi Seret Ketua Pendukung Syekh Yassin

Rudi Hendrik - Selasa, 20 Oktober 2020 - 06:10 WIB

Selasa, 20 Oktober 2020 - 06:10 WIB

9 Views

Paris, MINA – Pembunuhan terhadap seorang guru Perancis yang menghina Nabi Muhammad oleh seorang remaja Chechnya pada Jumat (16/10) lalu di Paris, menyeret ketua kelompok pendukung mendiang pemimpin Palestina, Syekh Ahmad Yassin.

Di antara 11 orang yang ditahan terkait kasus pembunuhan tersebut adalah Abdelhakim Sefrioui, presiden organisasi “Cheikh Yassine collective”, Times of Israel melaporkan.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin pada Senin (19/10) mengatakan, Sefrioui mendesak pembunuhan Samuel Paty yang sebelumnya menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di depan kelas.

Visualisasi Nabi Muhammad dilarang dalam ajaran Islam. Visualisasi ini juga dianggap sebagai penghinaan. Berbeda dengan agama Kristen di mana visualisasi Nabi Isa  malahan dianjurkan dalam bentuk, foto, patung.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Darmanin menambahkan, polisi telah melakukan puluhan penggerebekan yang dicurigai berkoneksi dengan serangan itu.

“Mereka rupanya mengeluarkan fatwa terhadap guru itu,” katanya kepada radio Europe 1.

Menurut surat kabar Perancis, Liberation, Sefrioui dikenal oleh dinas keamanan Perancis karena aktivitas islamisnya dan pidato anti-Semitnya.

Pada Juli 2014, Sefrioui berpartisipasi dalam protes di Paris, meneriakkan slogan-slogan yang memuji kelompok Hamas dan Jihad Islam Palestina.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Dia dilaporkan mengecam guru tersebut dalam sebuah video yang unggah ke media sosial beberapa hari sebelum pembunuhan.

Paty dibunuh dalam perjalanan pulang dari sekolah tempat dia mengajar di pinggiran barat laut Paris pada Jumat sore.

Pelaku tewas ditembak ketika polisi mengejarnya setelah penyerangan tersebut. (T/RI-/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Internasional
Eropa
Breaking News