Paris, MINA – Pembunuhan terhadap seorang guru Perancis yang menghina Nabi Muhammad oleh seorang remaja Chechnya pada Jumat (16/10) lalu di Paris, menyeret ketua kelompok pendukung mendiang pemimpin Palestina, Syekh Ahmad Yassin.
Di antara 11 orang yang ditahan terkait kasus pembunuhan tersebut adalah Abdelhakim Sefrioui, presiden organisasi “Cheikh Yassine collective”, Times of Israel melaporkan.
Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin pada Senin (19/10) mengatakan, Sefrioui mendesak pembunuhan Samuel Paty yang sebelumnya menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di depan kelas.
Visualisasi Nabi Muhammad dilarang dalam ajaran Islam. Visualisasi ini juga dianggap sebagai penghinaan. Berbeda dengan agama Kristen di mana visualisasi Nabi Isa malahan dianjurkan dalam bentuk, foto, patung.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh, Pertukaran Tahanan Belum Terwujud
Darmanin menambahkan, polisi telah melakukan puluhan penggerebekan yang dicurigai berkoneksi dengan serangan itu.
“Mereka rupanya mengeluarkan fatwa terhadap guru itu,” katanya kepada radio Europe 1.
Menurut surat kabar Perancis, Liberation, Sefrioui dikenal oleh dinas keamanan Perancis karena aktivitas islamisnya dan pidato anti-Semitnya.
Pada Juli 2014, Sefrioui berpartisipasi dalam protes di Paris, meneriakkan slogan-slogan yang memuji kelompok Hamas dan Jihad Islam Palestina.
Baca Juga: Trump: Zelensky Beri Putin Alasan untuk Bom Ukraina Habis-habisan
Dia dilaporkan mengecam guru tersebut dalam sebuah video yang unggah ke media sosial beberapa hari sebelum pembunuhan.
Paty dibunuh dalam perjalanan pulang dari sekolah tempat dia mengajar di pinggiran barat laut Paris pada Jumat sore.
Pelaku tewas ditembak ketika polisi mengejarnya setelah penyerangan tersebut. (T/RI-/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan: Perundingan Rusia-Ukraina di Istanbul Langkah Bersejarah untuk Akhiri Perang