Jakarta, MINA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah akan berkomitmen memperhatikan guru honorer dan mencarikan solusinya atas masalahnya.
Pemerintah membuka lowongan 100.000 guru Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), namun angka lowongan tersebut ternyata tidak dapat secara otomatis ditambah guru honorer.
“Saya mohon para guru terutama honorer untuk tetap bersyukur, karena kan baru kali ini ada rekruitmen guru yang menargetkan sampe di atas 100.000. Ini juga merupakan bentuk kesungguhan pemerintah dalam memperhatikan guru, yang di dalam ketentuannya tidak bisa memuaskan semua pihak, nanti kita carikan jalan keluarnya,” katanya di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan, Jakarta, Jumat (21/9).
Diperkirakan hanya 13.347 guru honorer -atau sekitar 13 persen dari lowongan yang tersedia bisa menjadi PNS. Para guru honorer terganjal aturan batas usia maksimal 35 tahun. Terkait ini, Kemendikbud dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) telah berdiskusi untuk mencari jalan keluar agar guru honorer mendapat hak yang layak.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Memang untuk soal ini ada kendala regulasi atau perundang-undangan ASN, teknisnya juga harus perhatikan, kamaren saya juga sudah berdiskusi dengan staf Kemenpan RB apa yang sudah menjadi usulan Kemendikbud, sudah ditampung dan kami akan mencari solusinya,” ujarnya.
Ia menambahkan, menjadi P3K sebetulnya statusnya sama, karena terhitung sebagai ASN hanya perbedaan tidak mendapat pensiun.
Terkait CPNS, Jumat siang (21/9) ini Mendikbud bersama Menteri PAN dan RB akan mengadakan rapat terbatas di Istana Negara yang melibatkan semua kementerian, salah satu pembahasannya tentang guru honorer. (L / R10/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan