Washington, MINA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan mengutuk pembunuhan terhadap jurnalis Aljazirah, Shireen Abu Akleh (51), saat sedang meliput aksi penggerebekan yang dilakukan tentara Zionis Israel di kamp pengungsi di Jenin,Tepi Barat, Rabu (11/5).
Shireen merupakan jurnalis berkebangsaan Palestina. tetapi ia berkewarganegaraan AS. Ia meninggal dengan luka tembak di kepala.
“Kami sedih setelah mengetahui pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, dan cederanya produser Ali Samoudi. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga, teman-teman, dan mengutuk keras pembunuhannya,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam akun Twitter resminya.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Israel, Tom Nides menyerukan penyelidikan atas kematian seorang jurnalis veteran Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki,
Baca Juga: Krisis Anggaran AS Picu Kekacauan Penerbangan, Ribuan Jadwal Tertunda
“Saya mendorong penyelidikan menyeluruh atas kematian dan cederanya satu jurnalis lainnya hari ini di Jenin,” kata Nides.
Hal yang sama juga dikeluarkan pemerintah Irlandia, Kementerian Luar Negeri Irlandia melalui Tweeter mengecam pembunuhan wartawan Al-Jazeera, Shireen Abu Akleh, di Jenin.
“Kebebasan media dan keselamatan jurnalis harus dilindungi,” kata Kemlu Irlandia,
Pembunuhan Shireen menarik banyak simpati dan curahan belasungkawa serta kecaman, dan seruan untuk penyelidikan menyeluruh, baik dari organisasi media, maupun kelompok hak asasi manusia dan komunitas internasional.
Baca Juga: Shutdown Pemerintahan AS Masuki Pekan Kedua, Krisis Politik Belum Terpecahkan
Selain AS dan Irlandia, Qatar, Pakistan, Cina, Inggris, Iran, Uni Eropa, Belgian dan banyak lembagai internasional lainnya menyatakan mengutuk tindakan Israel itu. (R/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dua Tahun Serangan 7 Oktober, Sekjen PBB Serukan Hentikan Permusuhan