Washington, 27 Dzulqa’dah 1436/11 September 2015 (MINA) – Sebuah studi mengungkapkan pemerintahan Presiden AS Barrack Obama ternyata telah memerintahkan sekitar 500 serangan pembunuhan menggunakan pesawat tak berawak (drone).
Menurut Badan Jurnalisme Investigasi, pemerintahan sebelumnya George W. Bush memerintahkan 50 serangan drone, sementara pemerintah Obama hingga saat ini telah meluncurkan sekitar 500 serangan seperti itu.
“Pemerintahan Obama terutama melancarkan perintahkan serangan pembunuhan menggunakan drone ke Pakistan, Yaman, Somalia dan Afghanistan,” bunyi pernyataan penelitian.
Seperti diberitakan Press Tv, Amerika beralsan serangan drone pada dasarnya adalah untuk membunuh kelompok militan. Meskipun ternyata yang sering menjadi korban adalah warga sipil. Sementara Amerika sendiri hingg kini tetap bebas dari sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Warga sipil dan anak-anak sering menjadi korban sasaran drone Amerika,” menurut Badan Jurnalisme Investigasi
Serangan udara yang diprakarsai oleh Bush sejak 2001, kini terus meningkat di bawah Obama. PBB hanya menyebut serangan drone itu termasuk mengabaikan hukum internasional.
Mantan operator drone Amerika Brandron Bryant yang terlibat dalam pembunuhan 1.600 orang, mengatakan serangan dilakukan sewaktu-waktu.
Bryant, yang bekerja selama hampir lima tahun dalam progrm rahasia menjelaskan, target pengeoman di Afghanisatan, Pakistan, dan Irak, cenderung asal-asalan. Operator, katanya, tidak memiliki sarsan pandangan dan tidak yakin dengan identitas sasaran yang ditembak.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Kami hanya melihat bayangan orang, dan membunuhnya,” ujar Bryant. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan