Naypyidaw, MINA – Pemimpin sipil dan militer Myanmar mengadakan pertemuan “keamanan nasional” yang jarang diadakan pada Jumat (8/6), membahas penyelidikan internal terhadap krisis Rohingya, kata kantor presiden hari Sabtu (9/6).
Pertemuan tersebut adalah yang ketiga sejak pemerintahan Aung San Suu Kyi mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016.
Pertemuan tersebut mengikuti kesepakatan yang memungkinkan PBB memasuki Rakhine State untuk melakukan penilaian kapan pengungsi dapat kembali.
Lebih 700.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine State ke Bangladesh sejak Agustus untuk menyelamatkan diri dari penumpasan berdarah militer, yang membunuh banyak warga dan membakar desa-desa Rohingya.
Baca Juga: Pengadilan AS Batalkan Kasus Pidana Trump
Sebuah unggahan Facebook oleh kantor Presiden Win Myint mengatakan, Suu Kyi dan Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing termasuk di antara 15 peserta pada pertemuan hari Jumat di Naypyidaw.
Pembahasan termasuk “keamanan nasional dan hubungan internasional, termasuk krisis di Rakhine State” dan pembentukan “komisi investigasi” di Rakhine.
Negara itu mengatakan akan membuat penyelidikan independen sendiri untuk menyelidiki pelanggaran HAM. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran Akan Usir 2,5 Juta Migran Afghanistan Hingga Akhir Tahun