Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMIMPIN BANGLADESH DIHUKUM MATI ATAS KEJAHATAN PERANG

Rudi Hendrik - Selasa, 30 Desember 2014 - 21:31 WIB

Selasa, 30 Desember 2014 - 21:31 WIB

776 Views

Azharul Islam dimasukkan ke dalam mobil tahanan. (Foto: Al Jazeera)

<a href=

Azharul Islam dimasukkan ke dalam mobil tahanan. (Foto: Al Jazeera)" width="300" height="198" /> Azharul Islam dimasukkan ke dalam mobil tahanan. (Foto: Al Jazeera)

Dhaka, 8 Rabi’ul Awwal 1436/30 Desember 2014 (MINA) – Pengadilan militer Bangladesh menjatuhkan vonis mati kepada seorang pemimpin oposisi atas dakwaan pemerkosaan, pembunuhan massal dan genosida selama perang kemerdekaan tahun 1971.

ATM Azharul Islam (62), asisten sekretaris jenderal partai Islam terbesar di negara itu, Jamaat-e-Islami, menjadi orang ke-16 dan Muslim ke-11 yang harus dihukum karena kekejaman oleh Pengadilan Kriminal Internasional.

Pengadilan menyatakan dia bersalah, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia divonis hukuman mati atas genosida lebih dari 1.200 orang di distrik utara Rangpur.

Baca Juga: 10 Tahun “Krisis Perahu Rohingya”: Pelayaran Maut Terus Berlanjut Tanpa Solusi

“Tidak diragukan lagi, itu adalah pembunuhan massal,” kata hakim ketua Enayetur Rahimjudge Rahim.

Mereka yang menjadi korban termasuk ratusan minoritas umat Hindu dalam perang sembilan bulan.

Pengacara Tajul Islam menolak tuduhan terhadap Azharul Islam dan mengatakan timnya berencana mengajukan banding putusan di Mahkamah Agung.

Azharul Islam adalah seorang aktifis dan sama sekali tidak terlibat dalam kejahatan perang. Tuduhan terhadap dirinya adalah palsu dan dibuat-buat,” kata pengacara.

Baca Juga: Badai Terjang Pakistan, Korban Jiwa Berjatuhan

Jamaat-e-Islami menyebut putusan pengadilan itu adalah percobaan bermotif politik yang bertujuan menghilangkan pemimpin oposisi.

Sementara itu, kelompok hak asasi manusia mengatakan pengadilan tidak memenuhi standar internasional. Pengamat independen menyebutkan korban genosida saat perang jauh lebih rendah. (T/P001/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Presiden Prabowo Tegaskan Solidaritas ASEAN-GCC terhadap Palestina

 

 

Baca Juga: PBB: Migran Asal Afghanistan yang Dideportasi Hadapi Krisis Kemanusiaan

Rekomendasi untuk Anda