Jakarta, 26 Dzulhijjah 1435/20 Oktober 2014 (MINA) – Pemimpin dunia dari berbagai negara menghadiri upacara pelantikan presiden baru Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Gedung MPR, Senin (20/10).
Di antara para pemimpin dunia yang hadir adalah Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, dan Perdana Menteri Haiti Laurent Lamothe.
Gubernur Jenderal Papua Nugini, Michael Ogjio, dan Thai Wakil Perdana Menteri Tanasak Patimapragon juga menghadiri upacara tersebut, demikian laporan Givnews.com yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, juga hadir pada upacara pelantikan Presiden Jokowi hari Senin. Dia tiba di acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Gedung MPR/DPR/DPD di Senayan, Jakarta, Senin (20/10) sekitar pukul 09.40 WIB.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Setibanya di depan Ruang Rapat Paripurna I MPR/DPR, John Kerry melambaikan tangan kepada sekumpulan wartawan yang sudah menunggu di depan ruangan. Namun, Menlu AS itu belum mengeluarkan pernyataan apa pun dan belum dapat diwawancarai.
Setelah John Kerry, PM Australia Tony Abbot tiba di depan Ruang Rapat Paripurna I pada pukul 10:00 WIB. Juga utusan khusus dari Korea Selatan dan Jepang.
Menurut laporan surat kabar Australia Sydney Morning Herald (SMH), mulai tahun 2004 para pemimpin dunia menghadiri upacara pelantikan presiden Indonesia. Tradisi ini diawali oleh PM Australia John Howard.
SMH menulis bahwa tahun 2004, John Howard yang memutuskan “hanya mengundang dirinya” untuk upacara pelantikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menciptakan “protokol-protokol buruk” bagi negara-negara lain yang juga ingin memiliki hubungan baik dengan Indonesia.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Tetapi tiba-tiba John Howard tergerak untuk mendorong Jepang dan Korea Selatan guna mengirim perwakilan khusus untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden RI tahun 2004 itu. (T/P005/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)