Cornwall, MINA – Para pemimpin G-7 (AS, Kanada, Perancis, Jerman, Italia dan Jepang) menandatangani Deklarasi Teluk Carbis yang digambarkan sebagai pernyataan bersejarah berisi serangkaian komitmen konkret guna mencegah berulangnya kehancuran manusia dan ekonomi akibat virus corona.
Menurut Voice of America (VOA), Senin (14/6), pernyataan itu, yang diberi nama sesuai lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-7 di pinggir pantai di kota Cornwall, Inggris, mengakui pentingnya mengatasi akar pandemi virus corona pada skala global. Tujuannya adalah memangkas waktu yang diperlukan untuk merespon pandemi, termasuk untuk mengembangkan vaksin, menjadi di bawah 100 hari.
Para pemimpin G-7, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, PM Jepang Yoshihide Suga, PM Inggris Boris Johnson, PM Italia Mario Draghi, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel hadir secara langsung dalam KTT yang berlangsung selama tiga hari (11-13 Juni) tersebut.
Hal tersebut menjadi pertemuan tatap muka pemimpin G7 pertama kalinya sejak 2019, di tempat tepi pantai di Cornwall, Inggris barat daya, setelah pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatalan KTT tahun lalu.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Para pemimpin kelompok negara-negara demokrasi terkaya di dunia yang dijuluki G7 mengadakan perundingan mengenai kesehatan global dengan para pemimpin Korea Selatan, Afrika Selatan dan Australia. Perdana Menteri India Narendra Modi bergabung secara virtual. Sekjen PBB Antonio Guterres dan para pemimpin organisasi internasional lainnya juga hadir.
Para pemimpin itu meninjau rekomendasi dari kemitraan kesiapan pandemi, kelompok beranggotakan para pakar internasional yang didirikan di Inggris beberapa bulan lalu.
Rekomendasi itu termasuk mempercepat pengembangan dan lisensi vaksin, perawatan dan diagnosis bagi penyakit apapun di masa depan menjadi kurang dari 100 hari, komitmen untuk memperkuat jaringan pengawasan global dan kapasitas sekuens genom, dan dukungan untuk mereformasi dan memperkuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (T/RE1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel