Beirut, MINA – Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah pada Jumat (25/10) memperingatkan, protes anti-pemerintah besar-besaran yang berkelanjutan dapat menjerumuskan negara ke dalam perang saudara.
Nasrallah menuduh Israel dan negara-negara lain bekerja untuk mengambil keuntungan dari demonstrasi di Lebanon yang memicu kerusuhan.
Pernyataan itu muncul di hari kesembilan protes di beberapa kota, demikian Times of Israel melaporkan.
Namun, dia memuji para pemrotes karena menekan pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan pajak, tetapi ia pun menegaskan kembali penentangannya terhadap pengunduran diri kabinet.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Hizbullah adalah pemain politik utama di Lebanon dan dengan sekutunya memegang kursi mayoritas di kabinet. Ini adalah satu-satunya gerakan yang tidak dilucuti senjatanya setelah perang saudara 15 tahun di Lebanon.
Nasrallah juga meminta para pendukungnya untuk meninggalkan jalan-jalan setelah bentrokan terjadi di Beirut antara mereka dan demonstran anti-korupsi.
Di alun-alun utama Ibu Kota, pengunjuk rasa terdiam untuk mendengarkan siaran pidato Nasrallah pada pengeras suara.
Ketika mendekati akhir, polisi bergerak untuk memisahkan pendukung Hizbullah dari para demonstran.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Nasrallah memperingatkan, Lebanon bisa jatuh kepada perang saudara, seperti perang negara yang berlangsung 15 tahun dan berakhir pada 1990. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan