Raqqa, 28 Dzulqa’dah 1437/31 Agustus 2016 (MINA) – Juru bicara utama sekaligus pemimpin tertinggi kedua kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) Abu Mohamed Al-Adnani dilaporkan telah tewas di provinsi Aleppo, Suriah.
Amaq, media yang berafiliasi dengan ISIS melaporkan pada Selasa (30/8), Adnani tewas di saat memantau operasi militer di Aleppo.
Adnani telah menjadi salah satu anggota yang paling senior di kelompok itu. Ia adalah satu dari empat tokoh penting ISIS yang paling dicari AS sejak 2015.
Namun, rincian kematiannya dilaporkan tidak secara jelas, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Sementara itu, belum ada tanggapan dari pejabat Amerika Serikat di Washington terkait kematian tokoh penting ISIS ini.
Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya hanya mengatakan kepada kantor berita Reuters hari Selasa, AS telah melakukan serangan udara di kota Al-Bab, menargetkan pejabat senior ISIS. Namun menurutnya, untuk mengungkapkan siapa targetnya, operasi itu masih perlu dikaji .
Adnani telah menjadi target utama AS di Suriah.
Pada 2015, AS mengeluarkan daftar empat nama, salah satunya adalah Adnani yang dihargai AS $ 5 juta untuk informasi apapun yang menyebabkan penangkapannya.
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah
Selama beberapa tahun terakhir, Adnani sebagai juru bicara ISIS telah merilis banyak file audio yang panjang secara daring yang mendesak pengikutnya untuk melakukan serangan.
Awal tahun ini, ia menyerukan serangan besar-besaran selama bulan suci Ramadhan. Dia juga menyerukan serangan di negara-negara Barat.
Pada tahun 2000, Adnani menyatakan setia kepada Al-Qaeda di Irak pimpinan Abu Musab Al-Zarqawi.
Dia kemudian menghabiskan tiga tahun di penjara, dan pada 2011 pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi mengirimnya untuk berperang di Suriah. (T/P001/P2)
Baca Juga: Pesawat Tempur AS Serang Provinsi Amran Yaman
Mi’raj Islamci News Agency (MINA)
Baca Juga: Houthi: Kami Akan Lanjutkan Serangan Jika Israel Tarik Kesepakatan