Tel Aviv, MINA – Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyerang kepala pemerintahan Benjamin Netanyahu yang tidak menginginkan kesepakatan pertukaran sandera.
Lapid menekankan, proses pemulihan masyarakat Israel tidak mungkin dimulai tanpa kembalinya para sandera yang ditahan oleh faksi perlawanan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu.
“Dia rupanya takut akan disintegrasi koalisi yang berkuasa,” ujarnya, seperti dilaporkan Quds Press.
Dia juga mengatakan, jika dirinya terpilih menjadi perdana menteri, dia akan menolak melancarkan agresi militer ke Rafah dengan imbalan kembalinya para tahanan.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Kesepakatan pertukaran bisa saja dicapai pada bulan Desember lalu jika pemerintah Netanyahu tidak memperkuat posisinya, lanjutnya.
Dia menambahkan, “Setiap hari kami hanya bisa menunggu lebih banyak tahanan yang mati satu demi satu.”
Menurutnya, pemerintah Netanyahu tidak melakukan apa pun selain menyebabkan kerusakan pada citra Israel di mata dunia. Banyak yang menahan nafas menunggu hasil perundingan putaran terakhir dalam perang yang telah berlangsung di Jalur Gaza selama sekitar 7 bulan, yang digambarkan sebagai kesempatan terakhir, lanjutnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza