Jakarta, MINA – Pemimpin pesantren berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua, menuai pelajaran berharga dari pendidikan dan kebudayaan masyarakat Jepang setelah beberapa hari melakukan Program Pimpinan Pesantren ke Jepang 2018.
“Kami benar-benar kagum sekaligus malu bagaimana kedisplinan waktu, kebersihan dan kerja sama antarwarga benar-benar dipraktekkan oleh masyarakat Jepang,” ungkap Saiful Umam, Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN), saat melaporkan hasil kunjungan ke Jepang beberapa waktu lalu, Jakarta, Jumat (23/11).
Menurutnya, mereka selama ini hanya mendengar atau membaca dari beberapa media tentang luar biasanya kebudayaan, pendidikan dan kedisplinan masyarakat Jepang. Namun, kali ini mereka melihatnya secara langsung.
Imam yang juga pimpinan rombongan para pemimpin pesantren tersebut melanjutkan, program paling luar biasa adalah ketika mereka ditempatkan di Homestay atau rumah tinggal penduduk Jepang. Mereka langsung berinteraksi dengan keluarga Jepang.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Mereka sangat menyambut kami dengan ramah walaupun kami warga asing. Padahal kalo di Indonesia, saya malahan ditarik-tarik dianggap saya orang Afrika karena berkulit hitam,” ungkap Saiful Islam Payage, salah satu peserta rombongan, pimpinan pesantren Al Payage, Jayapura, Papua.
Selama di Homestay dua malam, Payage menceritakan, mereka mengikuti kebiasaan keluarga Jepang seperti ketika sarapan hanya dengan teh hangat, buah, roti dan paling mengagumkan kebersihan toilet serta kamar mandi yang sangat terjaga.
Sementara untuk pendidikan, terlihat Pemerintah Jepang sangat mendukung sekali, mulai dari infrastruktur hingga kualitas guru yang sangat baik.
“Nah, pelajaran-pelajaran berharga inilah yang harus kita bawa dan terapkan di pesantren kita masing-masing,” ajak Payage.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Sambutan Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia
Sebelumnya, Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia di Jakarta, Keiichi Ono menyambut dengan bangga kembalinya para rombongan ke tanah air.
Ia berharap agar masyarakat Jepang dapat lebih mengenal Islam moderat Indonesia dan pemimpin pesantren dapat segera menerapkan pengalamannya selama di Jepang pada kegiatan pondok pesantren masing-masing.
lebih lanjut lagi ia mengungkapkan, program ini sudah berjalan selama 15 tahun sejak tahun 2004 dan sebanyak 158 peserta diundang ke Jepang.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Sedangkan untuk tahun 2018 ini, Pemerintah Jepang mengundang delapan guru atau pimpinan pesantren yang diambil dari 34 provinsi di Indonesia dan satu orang pendamping dari PPIM-UIN ke Jepang sejak tanggal 14 sampai tanggal 23 November ini.
Selama berada di Jepang, rombongan mengunjungi Tokyo, Hiroshima dan wilayah Kansai untuk melakukan berbagai kegiatan, antara lain peninjauan ke sekolah, program Homestay dan dialog lintas agama.
“Pada masa yang akan datang kami siap mendorong pertukaran antar warga kedua negara agar hubungan kita semakin erat,” pungkas Ono. (L/Sj/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia