Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemkab Lumajang Tetapkan Tanggap Darurat Sepekan, Gunung Semeru Level IV Awas

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Rudi Hendrik - 49 detik yang lalu

49 detik yang lalu

0 Views

Dukungan BNPB dalam pemotretan foto udara melalui drone pada kawasan yang terdampak awan panas guguran Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Provinsi Jawa Timur, Ahad (23/11/25). (Foto: BNPB)

Jakarta, MINA – Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari terhitung 19 hingga 25 November 2025. Status aktivitas Gunung Semeru saat ini berada pada Level IV (Awas).

Dampak erupsi terjadi di tiga desa, yakni Supiturang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro. Tercatat tiga warga mengalami luka berat dan dirawat di RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Kerusakan meliputi 21 rumah rusak berat, satu fasilitas pendidikan, satu fasilitas kesehatan, satu gardu PLN, serta lahan pertanian seluas 204,63 hektare.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam penanganan darurat pasca-letusan Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, serta mendorong percepatan distribusi bantuan bagi warga terdampak.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, pendampingan dilakukan untuk memastikan penanganan darurat berjalan terkoordinasi.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki Meningkat, Badan Geologi Imbau Warga Waspada

“BNPB hadir untuk memperkuat kapasitas daerah dan memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi secara optimal,” ujarnya.

Berdasarkan data BNPB per Ahad (23/11) pukul 18.00 WIB, bantuan logistik telah disalurkan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama perwakilan Komisi VIII DPR. Bantuan tersebut dimanfaatkan warga terdampak langsung maupun masyarakat sekitar yang terpapar abu vulkanik.

Bantuan non-pangan meliputi 300 lembar matras, 300 terpal, 300 selimut, 200 boks masker medis, 200 paket plastik sampah, dan 150 paket alat kebersihan. Sementara bantuan pangan terdiri dari 1.000 paket makanan siap saji dan 200 paket sembako.

Selain penyaluran bantuan, personel BNPB turut membantu manajemen logistik, termasuk penataan dan administrasi gudang di pos lapangan wilayah Pronojiwo dan Candipuro.

Baca Juga: Aceh Utara Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Banjir

BNPB juga membantu pemetaan udara menggunakan pesawat nirawak untuk memotret kawasan hunian tetap Sumbermujur serta aliran lahar hujan di jembatan Gladak Perak.

“Kami memprioritaskan bantuan bagi warga yang mengungsi di pos pengungsian,” kata Abdul Muhari.

Secara tidak langsung ia menegaskan bahwa pelayanan dasar seperti logistik, kesehatan, dan sanitasi terus dioptimalkan melalui koordinasi lintas sektor.

Saat ini, pengungsian berada di SMP Negeri 2 Pronojiwo sebanyak 307 jiwa dan SDN 04 Supiturang sebanyak 221 jiwa. Meski mengungsi, sebagian warga tetap beraktivitas membersihkan rumah dari abu vulkanik dan melanjutkan pekerjaan sehari-hari. []

Baca Juga: Masjid Pantai Bali Dorong Pengembangan Smart Masjid Berbasis Budaya Pesisir

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
MINA Health
MINA Edu