Bandar Lampung, MINA – Pemuda diharapkan menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa di tahun politik.
Demikian dikatakan Jurnalis Kantor Berita Mi’raj News Agency (MINA), Nurhadis pada kajian di hadapan puluhan anggota Remaja Islam Masjid (RISMA) Masjid Nurus Salam, Tanjung Baru, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Kamis, (27/9) malam.
“Di tahun-tahun politik, situasi tentu panas antar dua kubu, jangan sampai kita sebagai pemuda justru berperan merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, langkah yang bisa diambil generasi milenial ini antara lain adalah dengan tidak memposting ke media sosial hal yang bersifat profokatif.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
“Kita bisa bayangkan di media sosial ini orang bisa tentukan surga dan neraka, dampaknya luar biasa, saling hujat satu sama lain yang bisa memicu perpecahan dan keributan antara kita,” ujarnya.
Situasi politik di Indonesia saat ini menurut Hadis, memang berada di situasi ketidakstabilan yang dapat memicu kekisruhan.
“Maka ayo kita berperan, sadarkan masyarakat, Indonesia saat ini berpotensi mengalami destabilitasi, jangan sampai pemuda-pemuda ini jadi pemicu kekisruhan,” katanya.
Adapun pilihan politik menurutnya adalah hak setiap warga negara Indonesia.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
“Jangan sampai karena beda pilihan lantas kita ribut, saling menghujat dengan sebutan cebong kampret dan lain sebagainya,” katanya.
Sebab menurutnya, kalau sesama anak bangsa ini ribut, terjadi kekisruhan, maka asing yang punya kepentingan terhadap Indonesia ini akan masuk dengan mudah mengeruk keuntungan.
“Maka semua agar menahan kesabaran, teman-teman pemuda bisa berperan mulai dari diri sendiri kemudian bisa disampaikan kepada kerabat untuk sama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” katanya. (L/B01/P1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam