Cileungsi, Kab. Bogor, MINA – Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengecam pelarangan hijab bagi pelajar dan mahasiswi muslim di sekolah-sekolah dan kampus-kampus India karena melanggar hak asasi manusia dan juga bertentangan dengan ajaran Mahatama Ghandi, pendiri negara India.
“Kepada semua kelompok sipil yang pro pada kebijakan pelarangan hijab di India disampaikan bahwa sikap itu tidak hanya bertentangan dengan prinsip beragama, hak asasi manusia, bahkan juga ajaran Mahatma Gandhi tentang tidak menyakiti siapapun (ahimsa) dan cinta tanah air berdasarkan kemanusiaan (swadesi),” ujar Ketua Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Muhammad Ridwan Thalib dalam pernyataan tertulisnya pada Senin (21/2).
Ia menyerukan Pemerintah dan Partai Penguasa di India untuk dapat hidup berdampingan, merangkul umat Islam di India yang berjumlah hampir 200 juta sebagai warga sebangsa dan setanah air. Karena muslim di India adalah bagian yang tidak mungkin dihapuskan dari sejarah India.
“Kepada umat Islam di India untuk tabah dan sabar menghadapi ujian ini. Semoga dukungan masyarakat global dapat merubah kebijakan pelarangan hijab ini dan melenyapkan islamophobia di India, atas izin Allah Ta’ala. Kami mendoakan kiranya Allah Ta’ala melindungi umat Islam dan seluruh komponen bangsa di India serta menjauhkan dari berbagai potensi perpecahan dan kehancuran, Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin,” kata Ridwan.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Protes meletus di India setelah mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Udupi, Karnataka dilarang mengenakan hijab, sebagai bagian dari kewajiban agama mereka, di lingkungan kampus.
Negara terpaksa membentuk komite untuk memutuskan masalah ini dan melarang para siswa mengenakan pakaian agama apa pun, termasuk hijab sampai keputusan tercapai.
Saat ini, pengadilan tinggi Karnataka sedang mengadili petisi yang diajukan mahasiswi berhijab dari sebuah perguruan tinggi di Udupi. Namun sejauh ini, belum memberikan keringanan sementara kepada para mahasiswi tersebut.
Institusi pendidikan yang ditutup oleh negara diarahkan untuk dibuka kembali untuk memastikan bahwa diktat negara, yang melarang penggunaan pakaian agama apa pun ke institusi, dipatuhi secara ketat.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Kini protes untuk mendukung para masasiswi dan pelajar berjilbab itu meletus di seluruh negeri, dan di luar negeri India. (R/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina