Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Kawan-kawannya memanggilnya dengan Ibeng. Nama lengkapnya Ade Darmawan (40 th). Dia adalah Pemuda Masjid Nurul Jannah Kapuk Raya, Penjaringan, Jakarta Utara.
Aktivis masjid ini, sekarang sedang menggeluti bisnis perdombaan. Dia lebih senang disebut dengan Edukasi Ternak Domba untuk Masyarakat. Bahasa kerennya Social Educational Development.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Dia dapat istilah itu dari Andri Wahyudin, rekannya sesama jamaah masjid, yang aktif dalam pemberdayaan ternak lele dan kambing untuk warga.
Bang Andri, begitu biasa disapa, pernah berguru tentang sosial terapan ke Dr. Imam Prasojo, Penggagas Yayasan Nurani Dunia, di bidang gerakan sosial kemasyarakatan di Indonesia.
Konsep, gagasan, dan narasi itu dikuatkan dengan visi dan mimpi, jadilah proyek kegiatan pemberdayaan peternak lele di Kapuk Muara, deket masjidnya. Dan kini merambah ke ternak kambing.
“Umumnya petani di kampung punya kambing paling 2-3, itu untuk cadangan kalau anaknya lanjut sekolah atau hajatan,” ujar Andri.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Kini, pekerjaan itu coba dikelola secara bersama, mulai dari pembibitan, kandang, pakan dan peggemukan, hingga penjualan.
“Harga bisa stabil, dan peternak diuntungkan,” lanjut Andri.
Kandang Domba
Kedua pemuda masjid itu, setelah sukses mengembangkan budidaya lele bersama warga sekitar masjid, tahun ini mulai merambah ke dunia perdombaan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Sebagai start up, begitu bahasa kerennya, mereka mampu menjual 140 ekor kambing pada musim Idul Qurban 1440 yang baru lalu.
Stok kambing-kambing di antaranya peternak domba binaan di Desa Bojongasih, Parakan Salak, Sukabumi, Jawa Barat. Di lahan kandang 2.000 m2 dan kebon odot 7.000 m2, yang memiliki kapasitas kandang 200 ekor untuk penggemukan.
“Kita besenergi membangun desa swasembada pembesaran domba,” ujar Andri.
Mimpinya adalah menjadikan desa menjadi swasembada pangan agar berdaya tahan pangan, lanjutnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
“Domba hanya sebagai metode dan sarana membangun umat yang responsif, kerja keras, gotong royong dan berjamaah,” imbuhnya.
Sebagian mimpinya kini sudah mulai terlaksana. Ada sebagian keuntungan sudah disalurkan untuk kegiatan Ta’lim Masjid dan sebagian lagi untuk Sosialisasi perjuangan Al-Aqsha.
Mereka berdua dan tim, didukung Komunitas 212-Mart Wilayah Joglo, Jakarta Barat, memasang target 1.000 ekor untuk musim Qurban 1441 tahun depan. Di samping penjualan rutin untuk keperluan aqiqah, hajatan dan lainnya. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin