London, MINA – Omar Shanti (23), pemuda Palestina kelahiran Inggris lulusan Universitas Northwestern di Illinois, menjuarai Hadiah Penulis Muda MedReset, proyek yang disponsori Uni Eropa
Media di Inggris, MEMO pada Sabtu, 9 Maret melaporkan, Omar mendapat penghargaan awal pekan ini, yang penghargaan langsung oleh Federica Mogherini, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, serta disaksikan Wakil Presiden Dewan Eropa.
Saat menerima penghargaan di Brussel, pada Rabu, 6 Maret, Omar mengucapkan terima kasih kepada Uni Eropa atas kesempatan untuk berpidato di konferensi, dengan mengatakan, “Saya ingin memberikan penghormatan kepada ibu saya, guru besar saya, yang hadir hari ini. Tanpa mereka tidak ada yang mungkin terjadi.”
“Mereka adalah pengaruh akademis terbesar saya, yang dengan ketelitian, kefasihan dan kehalusannya, serta pengajarannya terhadap humanisme tanpa henti, telah menjadi contoh bagi figur-figur yang jauh lebih besar daripada saya,” lanjut lulusan bidang ilmu komputer, ekonomi, dan studi Timur Tengah dan Afrika Utara itu.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Ia dilahirkan di Inggris dari orang tua Palestina, sebelum tinggal selama beberapa waktu di Uni Emirat Arab (UEA).
Ia berbicara tentang makalahnya “El Haraga, Daya Baca Melalui Produksi Literatur Maghrebi” yangisinya mengeksplorasi “bagaimana migrasi melintasi Selat Gibraltar melalui sampel Maghrebi (Tunisia, Aljazair dan Maroko).”
Dia menjelaskan bahwa, dengan mengeksplorasi tema-tema migrasi dan identitas Maghribi, berharap untuk memberikan solusi krisis migran Eropa, yang telah melihat ribuan upaya untuk melintasi Mediterania Laut sejak 2013.
Dia ingin mengeksplorasi faktor-faktor itu “yang tidak hanya membuat manusia menjadi migran tetapi yang membuat migran menjadi manusia,” tambahnya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Imar Shanti juga menempatkan makalahnya dalam konteks hubungan Palestina-Maghribi.
“Saya berharap bahwa ini dapat dilihat sebagai isyarat cinta yang tulus dari seorang Palestina, dalam diri saya, ke Maghribi. Saya tidak berpikir bahwa ada yang lebih penting daripada dukungan fenomenal dan cinta yang telah diterima Palestina dari Maghribi,” ujarnya.
Negara-negara Maghribi secara teratur menyatakan dukungan mereka terhadap Palestina dan perjuangan Palestina.
Pada bulan Februari, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan bahwa masalah Palestina akan menjadi “prioritas utama” dalam agenda KTT Arab, yang akan berlangsung akhir Maret ini. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj News Agency (MINA)