Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendidikan Sejarah Penting dalam Penguatan Karakter Siswa

Fauziah Al Hakim - Selasa, 25 Juli 2017 - 14:58 WIB

Selasa, 25 Juli 2017 - 14:58 WIB

226 Views ㅤ

Bogor, MINA – Pendidikan sejarah di sekolah dipandang penting dalam penguatan karakter siswa, terutama sikap patriotisme dan cinta tanah air.

“Sangat penting mengenalkan sejarah kejayaan bangsa Indonesia kepada para siswa, dalam bingkai penguatan pendidikan karakter,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid saat membuka Kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) di Bogor Jawa Barat, Senin (24/7).

Arkeolog harus ikut berperan serta dalam mengenalkan sejarah bangsa kepada generasi muda. Selain itu arkeolog juga harus memperkuat narasi tentang Indonesia, sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa.

“Salah satu sumbangan arkeolog bagi pendidikan adalah memperkuat narasi tentang Indonesia. Teman-teman arkeolog ada di garis terdepan untuk menerasikan kejayaan masa lalu bangsa Indonesia, bagi generasi muda kita,” ujar Hilmar.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Dalam kesempatan tersebut Dirjen Kebudayaan juga memperkenalkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Hilmar mengajak para arkeolog terlibat aktif memajukan kebudayaan Indonesia sesuai bidang keilmuannya.

“Semangat undang-undang ini adalah menjadikan kebudayaan sebagai bagian tidak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan,” kata Dirjen Kebudayaan menambahkan.

Namun Hilmar mengakui masih banyak kendala dalam menjadikan kebudayaan sebagai bagian terinitegrasi dalam pembangunan. “Salah satunya data kebudayaan. Kita belum punya data kebudayaan yang terintegrasi antar instansi yang terkait,” kata pria kelahiran Jerman tersebut.

Instansi-instansi yang terkait pembangunan kebudayaan juga masih lemah dalam hal koordinasi. Namun berbagi kendala tersebut, kata Hilmar, harus diupayakan solusinya dengan memperbanyak diskusi.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

“Yang utama sudah ada komitmen yang kuat untuk mendukung pemajuan kebudayaan, tinggal pihak-pihak terkait bekerja keras dan meningkatkan koordinasi,” pungkas Hilmar Farid. (T/R05/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Kolom
Kolom
Khadijah