Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penembakan Massal Makin Marak di Era Trump

kurnia - Selasa, 6 Agustus 2019 - 21:49 WIB

Selasa, 6 Agustus 2019 - 21:49 WIB

2 Views ㅤ

Washngton, MINA – Pemerintah Amerika Serikat kembali diguncang dua penembakan massal akhir pekan lalu yang merenggut setidaknya 31 nyawa dan melukai puluhan lainnya.

Serangan di El Paso, Texas, pada Sabtu adalah salah satu yang paling mematikan dalam sejarah negara itu, di mana 22 orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam penembakan di sebuah pusat perbelanjaan.

Tersangka, Patrick Crusius, 21, seorang pria kulit putih dari Allen, Texas, telah ditahan oleh pihak berwajib.

Crusius sedang menjalani penyelidikan setelah dia diduga mengunggah tulisan rasis yang mengklaim serangan itu sebagai tanggapan terhadap invasi Hispanik di Texas, tulis harian Inggris The Independent yang dikutip MINA.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Dia juga merujuk pada istilah “Penggantian Besar”, teori konspirasi supremasi kulit putih yang mengklaim orang-orang keturunan Eropa secara demografis sedang digantikan oleh ras non-kulit putih.

Penembakan lain di Dayton, Ohio, terjadi hanya 13 jam setelah kejadian di Texas.

Sembilan korban tewas bersama dengan satu-satunya tersangka yang ditembak mati oleh polisi setempat, sementara puluhan lainnya terluka.

Tersangka, Connor Betts, 24, dari Ohio, menargetkan ras kulit hitam dengan motif yang masih belum jelas.

Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza

Menurut data yang dikumpulkan oleh The Independent, AS telah mengalami empat penembakan paling mematikan dalam sejarah negara itu sejak Presiden Donald Trump menjabat pada 2017 dan para pelaku adalah pria kulit putih.

Trump memang dikenal dengan kebijakan anti-imigrasinya yang dinilai rasis oleh banyak orang.

Sebelumnya, Stephen Paddock, seorang pria kulit putih berusia 54 tahun, melepaskan tembakan di sebuah konser dari lantai 32 sebuah hotel di Las Vegas pada 2017, menewaskan 58 orang.

Seorang pria kulit putih bernama Devin Patrick Kelley juga menembaki sebuah gereja kecil di Sutherland Springs, menewaskan 25 orang dan janin yang belum lahir.

Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan

Sementara di Florida, seorang mantan siswa kulit putih bernama Nikolas Cruz, 19, melepaskan tembakan di Sekolah Menengah Stoneman Douglas, menewaskan 17 anak-anak dan staf sekolah. (T/R03/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Eropa
Amerika
Amerika
Amerika