Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENGADILAN BANGLADESH HUKUM WARTAWAN INGGRIS

IT MINA - Rabu, 3 Desember 2014 - 12:19 WIB

Rabu, 3 Desember 2014 - 12:19 WIB

502 Views

Foto: Saudi Gazette

Foto: Saudi Gazette

Dhaka, 10 Safar 1436/3 Desember 2014 (MINA)– Sebuah pengadilan Bangladesh, Selasa (2/12) menjatuhkan hukuman kepada wartawan Inggris, David Bergman yang menulis artikel tentang korban tewas tiga juta jiwa saat perang kemerdekaan negara Bangladesh  1971.

Hakim pengadilan memutuskan bahwa blog dan dua artikel yang ditulis oleh David Bergman “melukai perasaan bangsa” dan harus membayar 5.000 taka (Rp. 786.500) atau masuk penjara selama sepekan.

“Kebebasan berekspresi dapat dilakukan dengan niat baik dan untuk kepentingan umum,” kata ketua hakim, Obaidul Hassan saat menyampaikan putusannya di Ibukota Dhaka, seperti dilaporkan Saudi Gazette yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.

Sementara itu, Pengadilan Kriminal Internasional  meminta pemerintah untuk menyelidiki laporan Bergman.

Baca Juga: Penelitian: Bayi Dikandung saat Musim Dingin Cenderung Sulit Naik Berat Badan Saat Dewasa

Pengacara Bergman berpendapat bahwa posting blog-nya adalah “akurat, adil, dan logis” dan komentarnya tentang pengadilan “tetap berada dalam batas-batasan yang diijinkan dalam  kritik yang adil.”

Bergman merupakan editor bahasa Inggris harian lokal  New Age. Ia menetap di Bangladesh selama lebih dari satu dekade. Ia menikah dengan seorang pengacara HAM disana.

Wartawan 49 tahun ini  juga menulis untuk Inggris Daily Telegraph. Dia adalah bagian dari  tim yang membuat film  yang mengekspos dugaan penjahat perang Bangladesh yang mengungsi di Inggris.

Film ini memenangkan penghargaan televisi Inggris pada 1995. (T/P010/R03)

Baca Juga: Sekjen NATO Sebut Pertumbuhan Militer China ‘Mengejutkan’

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: PBB Desak Bantuan Donor Berkelanjutan di Tengah Krisis Afghanistan

Rekomendasi untuk Anda