Jakarta, 13 Dzul Qa’dah 1436/28 Agustus 2015 (MINA) – Pengamat Ekonomi dan Politik Herdi Sahrasad mengatakan, di tengah turunnya ekspor Indonesia akibat lesunya perdagangan dunia, sektor pariwisata berpeluang menjadi andalan Indonesia untuk mendulang devisa negara.
“Untuk itu, langkah pemerintah menggenjot pembangunan industri pariwisata Indonesia dinilai sebagai strategi yang tepat,” kata Herdi Sahrasad beberapa waktu lalu. Sebagaimana siaran pers resmi Kemenpar yang diterima Mi’raj Islamic News Agency(MINA).
Menurut pengajar di Universitas Paramadina tersebut, upaya menggenjot pembangunan pariwisata guna mendulang devisa merupakan pemikiran yang strategis dan memandang jauh ke depan.
“Saya kira, mematok target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta orang tahun ini, dengan perolehan devisa USD 10 miliar merupakan angka yang masuk akal. Hanya saja tentu saja perlu langkah-langkah konkret yang lebih serius di bidang pariwisata,” kata Herdi.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurut Herdi, di tengah turunnya ekspor Indonesia baik migas maupun non migas, sementara upaya menaikkan pendapatan pajak sangat riskan di tengah penderitaan ekonomi yang diderita rakyat, pariwisata jelas-jelas sektor yang menjanjikan.
“Nggak mungkin terus memeras rakyat melalui peningkatan pendapatan pajak. Jadi tepat kalau pemerintah menggenjot pendapatan dari sektor ini, antara lain dengan mengupayakan lebih banyak lagi negara-negara yang dibebaskan dari visa,” kata Herdi.
Beberapa hari lalu Badan Pusat Statistik mengumumkan ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 11,41 miliar pada Juli 2015. Angka itu turun sebesar 15,53 persen dibanding ekspor bulan sebelumnya, serta turun 19,23 persen ketimbang ekspor pada bulan yang sama tahun lalu.
Penurunan tersebut terjadi di dua jenis ekspor andalan Indonesia, yakni migas dan non-migas. Ekspor nonmigas hanya mencapai USD 9,99 miliar, atau turun 17,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya, atau turun 14,11 persen dibanding bulan yang sama pada 2014. Sementara ekspor nonmigas hanya mencapai USD 78,37 miliar atau turun 7,55 persen. Penurunan tersebut sudah terasa sejak beberapa bulan sebelumnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan, pariwisata merupakan sektor yang paling potensial mendatangkan devisa dan paling mudah menciptakan lapangan kerja. Kebutuhan investasinya pun, kata Rizal, hanya US$ 3 ribu per orang, jauh lebih rendah dari investasi di industri padat modal yang memerlukan US$ 100 ribu per orang.
“Kalau sektor pariwisata tumbuh, maka industri perhubungan, kerajinan dan industri kreatif bakal tumbuh. Pariwisata itu adalah sektor yang bisa menjadi sumber devisa, dan pada suatu saat nanti terbesar di Tanah Air,” kata Rizal usai pertemuan dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, Rabu (19/8) lalu. (T/P010/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain