Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENGAMAT: ISRAEL DIUNTUNGKAN SERANGAN SAUDI KE YAMAN

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 3 April 2015 - 08:31 WIB

Jumat, 3 April 2015 - 08:31 WIB

925 Views

prof

Prof. Efraim Inbar (Foto: ivarfjeld)

Al-Quds, 13 Jumadil Akhir 1436/2 April 2015 (MINA) – Pengamat konflik Arab-Israel dan perkembangan strategis Timur Tengah, Prof. Efraim Inbar mengatakan, pihak Israel secara tidak langsung merasa diuntungkan oleh serangan koalisi Arab Saudi ke Yaman.

Efraim Inbar yang juga Direktur BESA (Begin-Sadat Center for Strategic Studies) Israel, kepada Jerusalem Post (30/3) mengatakan, kepentingan Israel adalah pada kemenangan aliansi Arab Saudi atas Houthi Yaman.

“Kepentingan Israel adalah menghadang pengaruh Iran di Yaman. Hal ini berlaku juga di Suriah, bila Assad dapat dijatuhkan”, ujar Inbar.

“Saudi dan Mesir tentu akan mampu memukul mundur Houthi dan menyingkirkan pengaruh Iran,” paparnya.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Mesir menurutnya mungkin siap untuk menggunakan kekuatan udara, laut, dan bahkan pasukan darat untuk berkoalisi dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya.

Israel selama ini mengkawatirkan penyebaran paham Syiah Iran ke dalam Irak dan Yaman, terutama dalam hubungannya dengan program nuklir Iran, apalagi dengan terus berlangsungnya perundingan masalah nuklir Iran dengan AS dan lain-lain.

Dalam analisisnya, ketika kelompok Houthi mengambil ibukota Yaman pada bulan September lalu, hal itu mengagetkan dan mengkhawatirkan negara-negara di Laut Merah, dan takut Yaman menjalin hubungan dengan Iran.

Hal itu dikhawatirkan oleh Israel dan negara-negara sekitarnya, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Sudan, Eritrea dan Djibouti.

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Sementara itu, Daniel Pipes, Presiden Forum Timur Tengah berpusat di Philadelpia, menulis di The Washington Times, bahwa cara orang-orang Arab yang telah bersatu untuk melawan Iran, menunjukkan bahwa mereka tidak melihat konflik Israel-Palestina sebagai prioritas yang paling mendesak di wilayah tersebut bagi mereka.

Meskipun orang-orang Arab bergabung pada tiga kesempatan 1948-1949, 1967 dan 1973 melawan Israel. “Namun mereka melakukannya dengan tidak efektif”, papar Pipes.

“Akhirnya mereka harus bersatu tidak untuk melawan Israel, tetapi melawan Iran,” ungkapnya.

Chuck Freilich, seorang peneliti senior di Belfer Center of Harvard’s Kennedy School, dan mantan penasihat keamanan nasional di Israel, mengatakan, kepentingan utama Israel dalam perang Yaman adalah mencegah menguatnya pengaruh Iran  dan untuk memastikan lebih amannya lalulintas Israel melalui Laut Merah. (T/P4/P2).

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Dunia Islam
Dunia Islam
Amerika
Dunia Islam
Palestina