Doha, MINA – Dr. Tamer Qarmout, Pengamat Timur Tengah dari Institut Studi Pascasarjana Doha mengatakan, serangan militer Israel ke Jalur Gaza merupakan tindakan yang disengaja untuk mendapatkan legitimasi publik menjelang pemilihan baru November mendatang.
“Gaza telah menyaksikan empat atau lima konflik besar selama 15 tahun terakhir. Kami masih berbicara tentang rekonstruksi Jalur Gaza. Gaza tidak pernah benar-benar pulih, hanya hidup dari konflik ke konflik,” katanya kepada Al Jazeera, Jumat malam (5/8).
Qarmout menyesalkan serangan udara mematikan di Gaza, di tengah gejolak politik dan dengan tujuan untuk pemilihan baru yang akan datang.
Pasukan Israel meluncurkan rudal ke sejumlah titik di Jalur Gaza, yang menewaskan 10 orang, termasuk seorang anak perempuan berusia 5 tahun, seorang remaja berusia 23 tahun, serta Taysir al-Jabari, seorang komandan sayap militer Jihad Islam.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Rumah Sakit Indonesia
Sementara itu, gerakan perlawanan Jihad Islam mengatakan pihaknya telah membalas serangan dengan menembakkan lebih dari 100 roket ke wilayah Israel.
Serangan itu menimbulkan kekhawatiran akan perang lebih lanjut, setelah 15 bulan lalu perang selama sebulan yang menewaskan lebih dari 260 orang.
Serangan mematikan Israel ke Jalur Gaza ini terjadi setelah pasukan Israel menangkap Bassam al-Saadi, seorang anggota senior kelompok bersenjata Jihad Islam, awal pekan ini.
Al-Saadi ditahan dalam serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat.
Baca Juga: Protes Perang Gaza, Dua Remaja Israel Tolak Wajib Militer
Sebelum pembunuhan al-Jabari, otoritas Israel memperketat cengkeramannya di daerah kantong pantai, yang sudah 15 tahun berada di bawah blokade, dengan menutup semua penyeberangan perbatasan.
Otoritas Israel juga menutup jalan masuk ke Jalur Gaza awal pekan ini dan mengirim bala bantuan ke perbatasan saat bersiap untuk tanggapan setelah penangkapan al-Saadi.
Di wilayah Tepi Barat juga mengalami peningkatan serangan tentara Israel dan pemukim Yahudi, serta penangkapan warga Palestina dan penghancuran rumah.
Israel bahkan mempersenjatai pemukim Yahudi di Tepi Barat untuk menembak dan membunuh warga Palestina tanpa perlu rantai komando militer.
Baca Juga: Blokir Knesset, Keluarga Sandera Desak Netanyahu Segera Gencatan Senjata dengan Hamas
Namun, pendudukan dan pemukim mendapat perlawanan signifikan dari rakyat Palestina. Terutama perlawanan sengit dari para pejuang dari gerakan perlawanan Jihad Islam dan Hamas di beberapa kota di Tepi Barat. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tahanan Wanita di Penjara Damoun Israel Alami Perlakuan Tidak Manusiawi