Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengaruh Puasa Terhadap Mikrobioma Tubuh (Oleh: dr. Suwardi Sukri)

Rana Setiawan - Sabtu, 8 Mei 2021 - 06:29 WIB

Sabtu, 8 Mei 2021 - 06:29 WIB

8 Views

Oleh: dr. Suwardi Sukri, Dokter Mikrobioma Medik, Ketua FOMMI (Forum Mikrobioma Medik Indonesia)

Puasa adalah ritual agama teristimewa Islam, berpuasa; tidak makan, tidak minum dan menahan hawa nafsu selama 13 jam.

Puasa sendiri dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan, dari terbit fajar sampai terbenam matahari, selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.

Selain mendapat pahala, ampunan dan keberkahan dari Allah Subhanahu WA Ta’ala, serta mendapat bonus berupa tubuh sehat.

Baca Juga: Aksi Kebaikan, Dompet Dhuafa Lampung Tebar 1445 Makanan Berbuka dan Takjil

Bakteri Baik

Dua pertiga tubuh manusia adalah mikroba seperti: virus, ragi, protozoa dan bakteri. Lebih dominan adalah bakteri dan mayoritas hidup di saluran pencernaan. Mereka membentuk suatu komunitas yang disebut mikrobiota.

Terdapat 100 triliun bakteri hidup di saluran cerna manusia, yang terdiri dari berbagai strain. Mereka bekerja agar manusia sehat.

Mereka mengelola makanan menjadi nutrisi. Bakteri sangat responsif terhadap ada dan tidak adanya makanan, seperti di saat puasa.

Baca Juga: Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak

Perubahan Komposisi Bakteri

Berbagai penelitian telah melaporkan, bahwa puasa memengaruhi komposisi microbiota tubuh. Dimana jumlah bakteri Fusobacterium berkurang, sementara Akkermansia muciniphila (A.muciniphila) jumlahnya meningkat.

Peningkatan jumlah A.muciniphila dicapai pada akhir puasa (satu bulan). Dan menakjubkan, jika berpuasa lebih dari satu bulan berturut-turut, justru akan mengurangi keragaman bakteri di usus.

Keragaman bakteri yang berkurang maka akan berdampak negatif bagi kesehatan.

Baca Juga: Berkah Ramadhan, Wahdah Tebar Paket Sembako

Akkermansia Muciniphila

A.muciniphila adalah strain bakteri baik yang memiliki efek anti-radang.

Orang-orang dengan radang usus = Inflammatory bowel disease (IBD) memiliki jumlah A. muciniphila yang lebih rendah di saluran usus, daripada orang tanpa IBD.

Selain itu, A. muciniphila, menormalkan pemakaian insulin dan meningkatkan metabolisme energi sehingga dapat melawan diabetes dan obesitas. Terbukti orang obesitas jumlah A. muciniphila menurun.

Baca Juga: Riska Gelar Anjangsana Sosial di Rumah Belajar Merah Putih Cilincing

Strain Fusobacterium

Sebaliknya, Fusobacterium sebagai penyebab peradangan dan beberapa penyakit pada manusia seperti radang usus, radang kulit dan kanker usus, saat puasa jumlahnya menurun.

Produk yang Dihasilkan oleh Bakteri

A.muciniphila yang melimpah jumlahnya selama puasa menghasilkan beberapa produk yang bermanfaat bagi Kesehatan, diantaranya; Asam asetat, asam laktat dan monokarboksilat transporter 1 = MCT1 dan Vit.Nikotinamid.

Baca Juga: Masjid Jami’ Aulia Pekalongan Usianya Hampir Empat Abad

Asetat adalah SCFA short chain fatty acid (asam lemak rantai pendek) yang paling melimpah. Asetat bermanfaat sebagai anti peradangan, meningkatkan produksi insulin dan pemakaian insulin mengendalikan rasa kenyang dan mengatur pemakaian energi serta mengatur produksi kolesterol sehingga cegah dan mengatasi perlemakan hati.

Laktat juga dapat berfungsi sebagai sumber energi penting untuk organ, termasuk jantung dan hati.

Monokarboksilat transporter 1 = MCT1.
Mempercepat pengangkutan banyak jenis molekul nutrisi ke dalam sel darah merah, otot jantung, otot anggota gerak, saluran pencernaan, sperma dan hati.

Vit. Nikotinamid yang dapat memperbaiki kinerja saraf motorik pada pasien ALS= Amyotrophic lateral sclerosis.

Baca Juga: Ini Lima Hikmah Puasa Ramadhan Sebagai Pendidikan Ruhiyah

Pada pasien ALS kadar A.muciniphila rendah. ALS adalah suatu penyakit degeneratif pada sel saraf motorik yang berkembang dengan cepat yang mengakibatkan kerusakan sel saraf.

Agar puasa menyehatkan tubuh, beberapa tips dari dr. Suwardi yang dapat Anda lakukan:

1. Porsi : 50:35:15

Pola makan ala dr.Suwardi dengan ciri khas asupan protein dengan perbandingan 50:35:15 dimana protein nabati tahu-tempe 50% dapat dikomsumsi setiap hari, protein ikan 35% hanya dikomsumsi 3x dalam 7 hari, dan protein hewani seperti daging, ayam dan telor 15% hanya dikomsumsi 1x dalam 7 hari dan dalam porsi 50 gr.

Baca Juga: Tujuh Pesohor Non-Muslim Ini Pandai Baca Al-Quran, bahkan Hafal Sebagian Suratnya

Asupan protein ini penting sebagai lauk, ternyata lemak ikan omega 3 dapat meningkatkan jumlah A.muciniphila, sementara lemak hewani daging, ayam dan telor, dapat menurunkan jumlah A.muciniphila.

2. Serat

Komsumsi serat yang bersumber dari buah-buahan dan sayur-mayur sangat dibutuhkan sebagai bahan produksi SCFA terutama asetat melalui fermentasi mikroba di usus. Seperti pisang, apel, wortel, brokoli dan bayam hijau. Selain buah, sumber serat yang bagus adalah Kyurma.

3. Air

Baca Juga: Ramadhan Sebagai Bulan Transformasi (Bagian 3)

Selama puasa jangan anda kurang asupan air, biasanya saya menganjurkan saat sahur minum 2-4 gelas air putih hangat. Dan saat berbuka minum air putih hangat 3-4 gelas. Kecukupan air sangat dapat meningkatkan jumlah bakteri A.muciniphila. Dari Namanya, mucin adalah mucus semacam lendir yang diproduksi dari air. Mucin ini sebagai makanan bakteri untuk hidup dan berkembang biak.

Semakin cukup asupan air maka bakteri tersebut kian berkembang. Saya (dr Suwardi) paling suka saat sahur dan buka puasa: diawali dengan air hangat plus madu asli sebanyak dua gelas, dilanjutkan konsumsi buah seperti pisang atau kurma.

4. Batasi Konsumsi Karbohidrat Simple
Seperti minuman dan makanan berbahan gula pasir, sirup dan tepung/terigu, dapat memicu kerusakan pankreas.

5. Batasi Makanan Gorengan
Karena memicu perlengketan sel-sel darah merah.

Baca Juga: Dompet Dhuafa Lampung Berbagi Ratusan Paket Makanan

Makanan dan minuman poin 4 dan 5 akan merubah komposisi bakteri, dimana bakteri jahat akan lebih dominan dari pada bakteri baik, sehingga tubuh mudah lemah dan sakit.

Koq, puasa malah sakit? Koq, puasa malah gendut? Ya, itu karena dominan makanan dan minumannya pada poin 4 dan 5.

Puasa Sehat

Setidaknya, beberapa penyakit dapat dicegah dan dibantu penyembuhannya dengan puasa, seperti diabetes, perlemakan hati, obesitas, hiperkolesterol, sakit jantung dan hipertensi, radang usus, kanker usus, ALS = Amyotrophic lateral sclerosis, radang kulit, perbaikan kualitas sperma.

Baca Juga: MUI-KPI Pantau Tayangan Ramadhan 1445H

Kualitas Sel Darah Merah

Di klinik praktik, pemeriksaan Analisa kualitas darah dengan mikroskop elektron, saya mendapati darah orang-orang puasa, biasanya bersih dan sehat.

Sel-sel darah merah terpisah satu sama lain, tidak lengket dan tidak menumpuk, serta sel darah putihnya aktif.

Dengan gambaran sel darah demikian dipastikan orang tersebut sehat dan tidak mudah sakit.

Seharusnya orang berpuasa mendapat bonus sehat, bukan? (AK/R1/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA) 

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Indonesia
Indonesia