Luksemburg, 2 Rajab 1436/20 April 2015 (MINA) – Terkait maraknya tragedi kapal migran karam di Laut Mediterania saat menuju Eropa, maka Italia,Perancis, Spanyol, Jerman dan Inggris, mengajukan ikhwal “menghentikan para penyelundup” dalam agenda bahasan Uni Eropa.
Menjelang pertemuan Uni Eropa di Luksemburg, Senin (20/4), Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menyeru respon bersatu dari Uni Eropa untuk bergegas menghentikan para penyelundup mengirim migran ke Eropa.
“Eropa bisa berbuat lebih banyak dan Eropa harus berbuat lebih banyak,” kata Martin Schulz, Presiden Parlemen Eropa, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Ini adalah rasa malu dan pengakuan kegagalan, berapa banyak negara yang melarikan diri dari tanggungjawabnya dan betapa sedikit uang yang kita berikan untuk misi penyelamatan (migran),” katanya, merujuk tragedi karamnya kapal yang memuat sekitar 900 migran, pada Sabtu (18/4), di mana hanya 28 orang yang ditemukan selamat.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Sementara itu, Renzi menolak seruan dari beberapa legislator Italia untuk memblokade laut.
Menurutnya, itu hanya akan “membantu penyelundup”, karena kapal militer akan berada di sana untuk menyelamatkan setiap migran, sehingga mereka tidak akan memulangkan penumpang ke Libya.
Perdana Menteri Malta Joseph Muscat yang bangsanya bergabung dalam upaya pencarian migran yang hilang di laut, menyebut peristiwa karamnya perahu adalah “tragedi kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir”.
Sejak awal 2014, Italia telah menyelamatkan hampir 200.000 orang di laut, termasuk 11.000 dalam delapan hari hingga Sabtu.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Tahun ini, setidaknya 900 orang telah meninggal karena berusaha mencapai Eropa dengan perahu, sebelum peristiwa perahu tenggelam terbaru ini. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu