Bangladesh, MINA – Organisasi bantuan kemanusiaan Save the Children memperkirakan sebanyak 108.037 anak Rohingya di kamp pengungsian di Bangladesh selama beberapa tahun terakhir, mereka tidak ada kebebasan bergerak dan hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan.
Selain itu, mereka memiliki akses terbatas ke pendidikan dan perawatan kesehatan, demikian Anadolu Agency melaporkan pada pada Rabu (26/8).
Save the Children menganalisis data populasi dari kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017 sebanyak 700.000 orang. Mereka adalah etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar setelah kekerasan brutal yang oleh PBB digambarkan sebagai ” pembersihan etnis. ”
Saat ini diperkirakan ada 75.971 anak di bawah tiga tahun di kamp pengungsi di Cox’s Bazar, atau 9% dari total populasi pengungsi, hampir semuanya lahir setelah ibu mereka melarikan diri dari Myanmar, studi tersebut menambahkan.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Jika ditotal, lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya tinggal di Bangladesh.
“Saya khawatir tentang pendidikan anak-anak, masa depan dan perilaku mereka,” kata Hamida Begum, ibu dari Runa yang berusia tiga tahun kepada Save the Children.
“Saya tidak dapat memberikan apa pun yang mereka minta karena kami tidak punya uang. Kami tidak bisa mewujudkan impian mereka. Kami tidak bisa mencintai dan merawat mereka dengan baik. Itu sebabnya saya merasa sangat sedih. Saya tidak bisa memberi mereka makanan enak. Ketika mereka meminta sesuatu, saya tidak bisa memberikannya kepada mereka, “katanya.
Di Myanmar, kamp pengungsian di Negara Bagian Rakhine telah menampung Muslim Rohingya serta Muslim Kaman sejak 2012 menyusul gelombang kekerasan etnis sebelumnya. (T/R8/P2)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina