Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengungsi Muslim Rohingya: OKI Dorong Tingkatkan Kepedulian

Rana Setiawan - Jumat, 29 Januari 2021 - 17:56 WIB

Jumat, 29 Januari 2021 - 17:56 WIB

8 Views

Jeddah, MINA – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendorong  peningkatan kepeduliaan kemanusiaan dan politik negara-negara anggotanya mendukung penyelesaian pengungsi Muslim Rohingya.

Asisten Sekretaris Jenderal OKI untuk Urusan Palestina, Duta Besar Samir Bakr yang memimpin delegasi OKI dalam pertemuan bersama Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) digelar secara virtual, Rabu lalu, mengatakan, hal ini dipandu oleh Piagam OKI dan resolusi yang relevan dari KTT Islam dan Dewan Menteri Luar Negeri OKI.

Duta Besar Bakr menegaskan, OKI memberikan penekanan khusus pada mendesaknya mengatasi dan menyelesaikan krisis Rohingya pada akarnya.

Kemudian memberikan perhatian kemanusiaan yang efektif kepada komunitas Muslim yang digambarkan oleh PBB sebagai salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia.

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

“Kami di OKI berkomitmen penuh pada prinsip solidaritas, kerjasama internasional dan pembagian beban,” tegasnya.

Menunjukkan bahwa krisis kemanusiaan pengungsi Rohingya juga harus ditangani dalam konteks pandemi global saat ini yang disebabkan oleh virus corona (COVID-19).

Sementara itu, Utusan Khusus OKI untuk Myanmar Duta Besar Ibrahim Khairat memuji upaya advokasi yang berkelanjutan dan rencana respons OKI untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan, politik, dan hak asasi manusia yang mengerikan dari minoritas Rohingya.

Dalam pertemuan yang digelar Sekretariat Jenderal OKI, delegasi UNHCR memberikan taklimat dan update situasional kepada Grup Kontak OKI mengenai situasi kemanusiaan dari pengungsi Muslim Rohingya.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

Menurut UNHCR, lebih dari satu juta pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dalam gelombang pengungsian yang berturut-turut sejak awal 1990-an.

Rohingya adalah minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan di Myanmar. Eksodus terbaru dimulai pada 25 Agustus 2017, ketika kekerasan meletus di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, mendorong lebih dari 742.000 mengungsi di Bangladesh.

Sebagian besar tiba dalam tiga bulan pertama krisis. Diperkirakan 12.000 orang mencapai Bangladesh selama paruh pertama tahun 2018. Sebagian besar yang mencapai Bangladesh adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 40 persen berusia di bawah 12 tahun.

Sejak pandemi COVID-19 dimulai, pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh mengatakan kepada UNHCR bahwa kehilangan pendapatan dan pembatasan pergerakan telah menyebabkan lebih banyak penderitaan.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

UNHCR telah bekerja untuk meningkatkan kehidupan para pengungsi yang tinggal di Bangladesh, mengirimkan bantuan dan bekerja dengan pemerintah untuk membangun infrastruktur, serta menyediakan air bersih dan meningkatkan sanitasi.

Sementara itu, para pengungsi Rohingya telah mengatakan kepada UNHCR bahwa mereka ingin kembali ke Myanmar – dengan damai dan bermartabat.

“Merupakan tanggung jawab Myanmar untuk membuat Rohingya aman pulang dan memulihkan hak-hak dasar mereka, seperti kebebasan bergerak, serta menawarkan jalan bagi mereka untuk menjadi warga negara,” kata UNHCR dalam keterangan resminya.(T/R1/P1)

 

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Dunia Islam
Indonesia
Internasional
Wapres RI Ma'ruf Aamiin menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024) (Foto: Setwapres RI)
Asia
Dunia Islam