Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengungsi Myanmar di Cina Terpaksa Pulang dalam Ketakutan

Rudi Hendrik - Kamis, 24 November 2016 - 13:07 WIB

Kamis, 24 November 2016 - 13:07 WIB

465 Views

Muse, Myanmar, 24 Shafar 1438/24 November 2016 (MINA) – Warga Myanmar yang melarikan diri ke Cina untuk menyelamatkan diri dari pertempuran antara empat kelompok etnis bersenjata dan militer pemerintah di Negara Bagian Shan, terpaksa kembali pulang.

Administrator kota dan warga setempat mengatakan warga didesak oleh pihak berwenang yang mencoba untuk memulihkan stabilitas di daerah tersebut.

Sekitar 3.000 warga Myanmar dari kota perbatasan telah melarikan diri ke Cina setelah Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), Tentara Aliansi Demokrat Nasional Myanmar (MNDAA), dan Tentara Arakan (AA), melakukan serangan terkoordinasi pada pos-pos militer, kantor polisi, dan pusat perdagangan di kota Muse dan Kutkai, Negara Bagian Shan.

Sepuluh orang tewas dan 33 lainnya terluka dalam pertempuran  pada 20-22 November 2016 itu.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

“Sekitar 700 orang kembali ke Muse kemarin, dan 106 lainnya telah kembali ke rumah hari ini karena situasi tempat tinggal mereka menjadi stabil,” kata Sai Khein Kham, pejabat pemerintahan kota Muse. Demikian Radio Free Asia memberitakan yang dikutip MINA.

Pejabat departemen lokal mengatakan, semua pasar dan toko-toko telah dibuka kembali, dan bank buka setengah hari.

Tentara pemerintah dan milisi lokal mengawasi keamanan di kota.

Namun, sebagian penduduk lokal melaporkan bahwa pertempuran belum berakhir.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

“Kami mendengar suara tembakan pembukaan setiap 10 menit sejak kemarin, tapi bukan pertempuran langsung,” kata seorang pria Myanmar yang melarikan diri ke wilayah Cina.

Warga lain mengatakan, ia ingin pulang ke rumah, tapi takut terperangkap dalam bentrokan.

Sementara itu, Penasihat Negara Aung San Suu Kyi mengeluarkan imbauan tertulis pada Rabu yang mendesak milisi etnis di bagian utara Negara Bagian Shan untuk menandatangani Kesepakatan Gencatan Senjata Nasional bersama pemerintah (NCA).

Delapan kelompok etnis bersenjata menandatangani kesepakatan pada bulan Oktober 2015, tapi AA, MMNDA dan TNLA dikeluarkan dari kesepakatan karena mereka bentrok dengan tentara. (T/P001/P2)

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda