Dalam sebuah pernyataan, Badan Pengungsi PBB UNHCR mengatakan saat ini, pihaknya bersama otoritas Bangladesh telah mendaftarkan lebih dari 500.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar, demikian Anadolu Agency melaporkan yang dikutip MINA, Ahad (11/8).
“Mereka yang terdaftar sekarang memiliki bukti identitas atau kartu identitas yang aman,” ujar UNHCR.
Kartu biometrik anti-pemalsuan itu diterbitkan bersama oleh otoritas Bangladesh dan UNHCR untuk semua pengungsi yang terverifikasi dan berusia di atas 12 tahun.
Data yang akurat, tambah UNHCR, akan membantu lembaga dalam perencanaan program mereka, terutama bagi mereka dengan kebutuhan khusus seperti perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Kartu registrasi baru menunjukkan bahwa Myanmar adalah negara asal, elemen penting dalam membangun dan melindungi hak para pengungsi Rohingya untuk kembali ke rumah mereka di Myanmar,” ungkap badan pengungsi itu.
UNHCR menambahkan, bahwa identifikasi anti-pemalsuan dapat digunakan oleh lembaga kemanusiaan untuk memastikan tidak ada tumpang tindih dalam bantuan.
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan kekerasan terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar