Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengungsi Suriah di Idlib Bertahan Hidup Hadapi Suhu Panas Hingga 50°C

sri astuti - Senin, 21 Agustus 2023 - 05:56 WIB

Senin, 21 Agustus 2023 - 05:56 WIB

5 Views

Idlib, MINA – Pengungsi -pengungsi (IDP) yang tinggal di kamp-kamp di Provinsi Idlib barat laut Suriah berjuang untuk bertahan hidup di tenda-tenda sementara sambil menghadapi suhu yang sangat panas hingga 50°C (122°F).

Suhu yang terik semakin mempersulit warga yang tinggal di tenda-tenda darurat dengan mayoritas perempuan dan anak-anak. Anadolu melaporkan, Sabtu (19/8).

Gelombang panas yang ekstrim dapat berakibat fatal bagi penderita penyakit kronis, dan dapat menyebabkan berbagai masalah kulit pada anak-anak.

Penghuni kamp yang sudah berjuang untuk mendapatkan air yang cukup di daerah tersebut mencoba mendinginkan tenda dengan cara primitif.

Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok

Tim Pertahanan Sipil Suriah (Helm Putih) dan organisasi non-pemerintah di Idlib sering memperingatkan warga sipil untuk tidak meninggalkan rumah mereka kecuali benar-benar diperlukan.

Mendinginkan bayi dengan baskom berisi air

Mohammed Damis, yang melarikan diri dari pengeboman tentara Suriah pada tahun 2019 dan berlindung di kamp Andalusia di Desa Zerdene, mengatakan kepada Anadolu bahwa penduduk di wilayah tersebut mengalami hari yang sulit karena cuaca yang sangat panas.

Dia mengatakan mereka kekurangan bahan hidup dasar dan “orang dewasa dan anak-anak mengeluh tentang panasnya kamp darurat.”

Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional

“Untuk mengurangi pengaruh sinar matahari, kami membawa mobil tangki berisi air dan menyemprotkan ke tenda-tenda,” tegasnya.

“Di penghujung hari, suhu turun menjadi 45°C (113°F) di luar, tetapi tetap 51°C (123,8°F) di dalam tenda,” keluhnya.

Tinggal di tenda tidak tertahankan, kata penduduk kamp, menjelaskan bahwa “tidak ada baterai di tenda, dan tidak ada kipas angin. Kami mengisi baskom besar dengan air dan mendinginkan bayi.”

Sementara itu, Mohammed Cesim, penghuni kamp lainnya, juga mengatakan dia telah tinggal di kamp pengungsi yang sama selama empat tahun dan tendanya mulai rusak.

Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina

“Kalau di tenda-tenda ada panel surya, atau ada yang bisa masuk listrik, kita bisa nyalakan kipas angin dan meringankan penderitaan yang kita alami saat ini,” jelasnya.

“Ini adalah hari-hari tersulit dalam hidup kami,” katanya, seraya menambahkan, “Kami tidak dapat melakukan apa pun. Kami tidak dapat duduk atau tidur karena panas terik.”

Sekitar 1,9 juta orang terlantar tinggal di sekitar 1.430 kamp atau lokasi pemukiman sendiri di Suriah barat laut, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut PBB. (T/R7/P1)

 

Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Wasekjen MUI Ingatkan Generasi Muda Islam Tak Ikuti Paham Agnostik

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Indonesia
Internasional
Dunia Islam