Jakarta, MINA – Para pelaku usaha yang bergerak di bidang industri halal lifestyle berharap adanya even besar yang bisa mensounding tamu-tamu internasional untuk melihat besarnya potensi pasar halal di Indonesia.
“Mulai dari makanan, minuman, busana, dan dari semuanya. Kita harapkan ini untuk menyampaikan ke dunia even yang sangat besar seperti itu,” kata Presiden Indonesia Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (31/1) sore.
Ali menegaskan, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Artinya, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dari halal Industri atau Islamic industry. Salah satunya adalah fesyen atau Islamic fashion yang potensinya luar biasa besar.
“Kita melihat Indonesia dengan potensi penduduk muslim terbesar di dunia itu secara market luar biasa, dan sekarang menjadi konsen adalah bagaimana kita untuk bisa juga berperan sebagai pemain sehingga kita lebih produktif, dan kita pada akhirnya bisa menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang juga signifikan di Indonesia,” terangnya.
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Ia melanjutkan, para pengusaha meminta dukungan Presiden Indonesia untuk secara konkrit misalnya dari sisi penguatan hulu dan hilirnya dan juga regulasi-regulasi yang menstimulus berkembangnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) fesyen Muslim di Indonesia.
Mengenai tanggapan Jokowi, Ali mengungkapkan, yang jelas presiden akan memanggil mereka sebulan lagi untuk persiapannya seperti apa.
“Apa yang perlu disupport konkretnya. Jadi dari kita semua tim akan diskusi dulu jadi kayak tadi pendidikannya mau apa, kita akan sampaikan perlunya berapa uangnya,” jelasnya.
Ali menambahkan, pihaknya akan balik lagi ke Istana akan dengan tim yang lebih kecil untuk menyampaikan keperluan ke depannya seperti apa.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
“Perlu dilakukan sinergi dari hulu, yaitu adalah bagaimana menciptakan produk-produk baru, bagaimana menciptakan inovasi kain dari serat nanas, dan dari produk-produk yang ada di Indonesia sumbernya,” ujarnya.
Yang kedua mengenai hilir yaitu bagaimana Indonesia punya strategi untuk pemasaran yang sangat strategis.
“Mungkin kita bisa berkaca di beberapa negara lain misalnya di Itali Duomo, di Jepang Harajuku, di Turki ada Taqsim dan Al-Fatih untuk distrik fashion muslim, kenapa kita di Indonesia yang penduduk Muslim terbesar di dunia dan tentunya sektor pariwisatanya juga berpotensi diharapkan punya beberapa distrik fasyen untuk fasyen Muslim ini,” katanya. (R/R09/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?