Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENGUSAHA INDONESIA SIAP PENUHI KEBUTUHAN PASAR TIMUR TENGAH

Rudi Hendrik - Kamis, 10 Juli 2014 - 01:15 WIB

Kamis, 10 Juli 2014 - 01:15 WIB

1306 Views

Mohammad Bawazeer (Rana/MINA)
Mohammad Bawazeer (Rana/MINA)

Mohammad Bawazeer (Rana/MINA)

Jakarta, 11 Ramadhan 1435/9 Juli 2014 (MINA) – Pengusaha Indonesia siap memenuhi kebutuhan pasar Timur Tengah dengan produk-produk bersertifikasi halal.

Penilaian ini disampaikan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Timur Tengah dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Mohamad Bawazeer, dalam diskusi panel “Peluang Pasar Produk Halal di Timur Tengah” di Jakarta, Rabu malam (9/7).

“Sangat banyak pengusaha Indonesia yang berminat dalam produk halal dan ekspor Indonesia sangat siap untuk pasar Timur Tengah,” kata Mohamad kepada para peserta.

Menurutnya pasar halal global meliputi semua negara Timur Tengah, OKI, dan negara berpenduduk non-Muslim. Peningkatan perdagangan produk halal saat ini mencapai sekitar US$ 1,3 milyar per tahun dan diprediksi akan meningkat pesat dalam dekade mendatang.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Tingginya kebutuhan produk halal juga didorong oleh meningkatnya jumlah umat Islam di dunia yang naik sekitar 300 persen dalam empat dekade terakhir.

Selain itu, lanjut Mohamad, non-Muslim juga sangat meminati produk berjamin halal lantaran selain kualitasnya bagus, juga sudah teruji.

Ia mengungkapkan, dari survei sebuah lembaga, peminat produk halal di negara-negara di mana Muslim minoritas, kebanyakan ibu rumah tangga non-Muslim.

Peluang bagus itu didukung pula oleh peran duta besar Indonesia yang sangat baik di negara-negara Timur Tengah.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Timur Tengah memandang Indonesia adalah negeri Muslim terbesar, sehingga mereka yakin terhadap produk-produk halalnya,” kata Mohamad.

Meski demikian, Mohamad juga tidak menutupi masih adanya beberapa kelemahan di sisi regulasi, juga dari pihak pengusaha Indonesia sendiri, sehingga peluang pasar yang besar banyak direbut oleh negara lain.

MINA sebagai Kantor Berita Islam pertama di dunia yang terbit dalam tiga bahasa, Arab, Inggris dan Indonesia, dijadwalkan mengadakan Diskusi Panel bulanan tentang isu-isu aktual internasional maupun nasional di Kantor Redaksi MINA Gedung MER-C Lt 1 J-157 Jl. Kramat Lontar Jakarta Pusat.

Juni lalu, diskusi panel MINA mengambil topik “Perkembangan dan Upaya Perdamaian Situasi Mesir Pasca Pemilu Al-Sisi”,  dengan narasumber pengamat Timteng, Smith Al-Hadar.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

MINA dijadwalkan akan menghadirkan Duta Besar negara-negara sahabat, Menteri, Rektor, Pengamat, Pimpinan Ormas/Lembaga Islam, dan tokoh lainnya untuk mendiskusikan persoalan yang terkait.(L/P09/P04/R1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Internasional
Asia
Internasional
Kolom
Kolom
Khadijah