Tel Aviv, MINA – “Mereka sulit menahan tangis” adalah judul artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, yang mengungkapkan rincian pertemuan antara pengusaha yang berinvestasi di wilayah utara Palestina yang diduduki dan anggota komite pembangunan Negev-Galilea di Knesset (parlemen Israel).
Al-Mayadeen, Senin (6/5) juga melaporkan, surat kabar Zionis tersebut menyebutkan bahwa para pengusaha di wilayah utara sedang mengalami keruntuhan akibat dampak dari kelumpuhan total yang disebabkan oleh serangan Hizbullah Lebanon, yang belum akan berakhir.
Ketua dewan regional di Utara mengatakan bahwa para pengusaha tidak bisa menunggu tanpa batas, di tengah tidak adanya peran pemerintah, tambah surat kabar itu.
Chief Executive Officer dari Upper Galilee Economic Firm melaporkan bahwa banyak perusahaan yang terancam bangkrut karena kecil kemungkinannya untuk dikunjungi oleh wisatawan, meskipun lokasinya beberapa kilometer dari perbatasan dengan Lebanon.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Moty Ohana, seorang pemilik bisnis, mengatakan kepada komite Knesset bahwa dia berusaha mendapatkan kompensasi finansial dari pemerintah, tapi tidak ada hasil. Dia menambahkan bahwa dia mengambil pinjaman untuk bertahan hidup.
Seorang pemilik hotel yang tutup berteriak, “Orang-orang pingsan dan mengalami serangan jantung.”
Yedioth Ahronoth mengindikasikan bahwa serangan Hizbullah menyebabkan situasi di Utara memburuk karena sekitar 100 ribu pemukim telah mengungsi dengan sedikit niat untuk kembali. Hampir 10 ribu perusahaan menghadapi ancaman nyata. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza