Gumdum, 17 Ramadan 1435/15 Juli 2014 (MINA) – Penjaga Perbatasan Myanmar (BGP) melakukan penghinaan terhadap Al-Qur’an dengan menendang, melempar dan merobeknya saat melakukan penyitaan terhadap sebuah bus yang berisikan keperluan untuk Ramadhan.
“Apa yang dilakukan oleh petugas BGP adalah penghinaan terhadap Al-Qur’an,” kata seorang tetua Rohingya yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana yang diberitakan oleh Democratic Voice of Burma (DVB) dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Bus yang biasa melintasi perbatasan dengan arah tujuan Desa Ngakura-Maungdaw ditahan pada 7 Juli lalu dan barang-barang yang dibawa penumpang disita, sementara supir dan knek bus juga ikut ditahan.
Empat hari berselang bus dan penumpang dibebaskan setelah membayar sejumlah uang yang diminta petugas, namun sopir dan knek masih mendekam dalam penjara.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Aksi brutal yang dilakukan BGP adalah bukti nyata pelecehan terhadap Rohingya dan hal itu dikhawatirkan akan terus berlangsung hingga masa mendatang.
Awal pekan ini, Presiden Myanmar Thein Sein menyatakan bahwa pers di negaranya merupakan salah satu yang paling bebas di Asia Tenggara, namun mengingatkan agar pers tidak menggunakan kebebasan yang dapat membahayakan keamanan nasional. Pemerintah juga sedang membatasi beberapa platform media sosial setelah menuduh presiden menyampaikan “pidato kebencian” yang memberikan andil terjadinya aksi kekerasan berdarah di Myanmar.
Sebelumnya Bangladesh-Myanmar pada Jum’at (11/7), telah mengakhiri ketegangan kedua negara atas krisis perbatasan yang sedang berlangsung melalui kesepakatan di Naypyidaw.
Sementara, sekitar 30 etnis muslim Rohingya ditangkap oleh Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) sepanjang perbatasan Burma-Bangladesh pada Ahad (14/7).
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pada Kamis (11/7), pasukan keamanan perbatasan Burma (Nasaka) menangkap 75 warga Bangladesh ke Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) selama dalam sebuah pertemuan yang diadakan antara kedua negara Burma dan Bangladesh di Maungdaw, kata agen Nasaka dari Maungdaw.
Bangladesh menangkap warga Rohingya dan mengirim ke penjara dengan tuduhan masuk secara ilegal oleh Nasaka, sementara mereka akan ke Malaysia dengan perahu dari perairan teritorial Myanmar, kata sumber-sumber BGB.(T/P08/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai