Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentingnya Ilmu Syar’i

Bahron Ansori - Kamis, 2 Februari 2017 - 15:15 WIB

Kamis, 2 Februari 2017 - 15:15 WIB

886 Views

ilmu-300x300.jpg" alt="" width="300" height="300" />Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Ilmu adalah harta yang ternilai nilainya. Orang yang berilmu akan terlihat lebih mulia di mata manusia terlebih lagi di hadapan Allah Ta’ala. Ilmu adalah lentera untuk menerangi gelapnya kebodohan. Ilmu pula yang bisa membawa si pemiliknya untuk meraih kesuksesan dunia akhirat. Tanpa ilmu, bagaimana mungkin hidup akan berjalan dengan lancar. Ilmu adalah aset yang tak bisa dinilai dengan apa pun.

Allah Ta’ala sendiri sudah berjanji akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan beriman. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Qs. al-Mujadalah/58: 11)

Berikut adalah beberapa hadis tentang ilmu. Hadis-hadis yang menjelaskan pentingnya. Para ulama ahli hadis pada umumnya menuliskan bab tersendiri yang menjelaskan pentingnya ilmu. Mereka bahkan menulis sebuah kitab yang khusus menjelaskan betapa pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Pertama, orang yang berilmu perwaris para Nabi. Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaih Wasallam bersabda,

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان

 “Orang-orang yang berilmu adalah ahli waris para nabi” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). Tidak ada kedudukan setinggi apa pun di dunia ini yang mampu menyamai kedudukan sebagi seorang Nabi.

Kedua, diampuni dosa-dosanya. Rasulullah Shallahu ‘Alaih Wasallam bersabda,

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-20] Tentang Istiqamah

يَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان

“Segala apa yang ada di langit dan bumi memintakan ampun untuk orang yang berilmu.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). Sungguh, kenikmatan yang tiada tara bagi seorang Muslim adalah ketika Allah Ta’ala mengampuni semua dosa-dosanya. Kedudukan apa yang melebihi kedudukan seseorang yang selalu dimintakan ampun oleh para malaikat langit dan bumi?.

Ketiga, seutama-utama mukmin. Rasulullah Shallahu ‘Alaih Wasallam bersabda,

أَفْضَلُ النَّاسِ الْمُؤْمِنُ الْعَالِمُ الَّذِيْ إِنِ احْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ وَإِنِ اسْتُغْنِيَ عَنْهُ أَغْنَى نَفْسَهُ (رواه البيهقي

Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

“Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia dibutuhkan, maka ia menberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri.” (HR. Al-Baihaqi)

Hadis di atas menjelaskan bagaimana keutamaan ilmu bagi seseorang, ia akan memberikan manfaat dan dibutuhkan oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan jika seorang yang berilmu terangsingkan dari kehidupan sekitarnya, ilmu yang ia miliki akan memberikan manfaat kepada dirinya sendiri, dan menjadi penghibur dalam kesendiriannya.

Keempat, disebut sebagai orang yang baik. Tentang pentingnya ilmu Rasulullah Shallahu ‘Alaih Wasallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ (رواه البخاري ومسلم

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Artinya:  “Siapa dikehendaki bagi oleh Allah menjadi baik, maka Allah memberi kepahaman untuknya tentang ilmu agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini adalah hadis yang sangat penting untuk direnungkan. Dimana seolah-olah Allah menggantungkan kebaikan seseorang terhadap kepahamannya terhadap agama. Artinya, kualitas dan kuantitas ilmunya dalam masalah agama. Ilmu agama adalah ilmu yang utama untuk dipelajar. Pemahaman baik buruk seseorang sangat ditentukan sejauhmana pemahamannya kepada agama Allah ini. Dengan ilmu ia akan membedakan salah dan benar, baik dan buruk dan halal dan haram.

Kelima, menjadi penujuk kebaikan. Rasulullah Shallahu ‘Alaih Wasallam bersabda,

مَنْ دَعَا إلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ , لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا , وَمَنْ دَعَا إلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ (رواه مسلم.

Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina

“Siapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari phala-pahala itu. Barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa itu.” (HR. Muslim)

Kelima, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallahu ‘Alaih Wasallam bersabda,

إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ , أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ , أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ (رواه مسلم

“Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Hadis-hadis di atas menjukkan kepada manusia betapa pentingnya menuntut ilmu. Ilmu adalah sebab seseorang menjadi mulia, bukan harta. Ada ungkapan yang terkenal terkait antara ilmu dan harta. Dimana ilmu mampu menjaga pemiliknya sementara harta dijaga oleh pemiliknya. Hal ini seperti ungkapan Khalifah Ali bin Abi Thalib tentang perbedaan antara ilmu dan harta.

Ilmu Syar’i

Para ulama telah menjelaskan bahwa kata ilmu apabila disebutkan secara mutlak dalam al-Qur`an, as-Sunnah, dan ungkapan para ulama adalah ilmu syar’i.

Imam Syafi’i rh sendiri telah menyatakan:

Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti

كُلُّ الْعُلُوْمِ سِوَى الْقُرْآنِ مَشْغَلَةٌ

إِلاَّ الْحَدِيْثَ وَعِلْمَ الْفِقْهِ فِي الدِّيْنِ

الْعِلْمُ مَا كَانَ فِيْهِ قَالَ حَدَّثَنَا

وَمَا سِوَى ذَلِكَ وَسْوَاسُ الشَّيْطَانِ

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

“Setiap ilmu selain al-Qur`an adalah kesibukan,

Kecuali al-Hadits dan ilmu tentang pemahaman agama.

Ilmu itu apa yang padanya mengandung “ungkapan telah menyampaikan kepada kami” (sanad).

Sedangkan selain itu, adalah bisikan-bisikan setan.”

Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina

(Diwan Imam Syafi’i, hal. 30, Darul Manar)

Syaikh Bin Bazz telah menyatakan, “Sesungguhnya (kata) ilmu itu dilontarkan untuk banyak hal, akan tetapi menurut para ulama Islam, yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu syar’i. Inilah yang dimaksud dalam Kitabullah dan Sunnah RasulNya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara mutlak, yaitu ilmu tentang Allah, Asma’-Nya, SifatNya, ilmu tentang hak-Nya atas hamba-Nya dan tentang segala sesuatu yang disyariatkan untuk mereka oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.“ (Majmu’ Fatawa wa Maqolat Mutanawwi’ah, jilid 23, hal. 297)

Tak ada alasan bagi seorang Muslim untuk tidak menuntut ilmu, terutama ilmus syar’i (agama). Dengan memahami ilmu syar’i artinya seorang Muslim sudah mempersiapkan dirinya untuk menjadi penyeru di jalan Allah Ta’ala. Atau paling tidak ilmu yang ia fahami itu akan menjadi penyelamat diri dan keluarganya kelak dari api neraka. Wallahu’alam.(RS3/RS2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
MINA Preneur
Kolom
Kolom
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
girl's hand holding
Khadijah
Indonesia