Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyalahgunaan Narkoba di Perguruan Tinggi Kian Mengkhawatirkan

Rana Setiawan - Rabu, 29 Mei 2024 - 18:07 WIB

Rabu, 29 Mei 2024 - 18:07 WIB

10 Views

Jakarta, MINA – Ketua Bidang Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Radikalisme, dan Perlindungan Penyalahgunaan Narkotika di Perguruan Tinggi Dewan Pimpinan Asosiasi Dosen Indonesia (DP ADI) Dr. Titik Haryati, M.Ap kembali mengingatkan pentingnya upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di lingkungan perguruan tinggi.

Dalam perbincangan dengan wartawan di Jakarta, Rabu (29/5), Dr. Titik menyatakan, karena kian mengkhawatirkan, maka diperlukan adanya sinergi yang kuat melalui kolaborasi kegiatan untuk melaksanakan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN).

Dr. Titik mengemukakan keterangan tersebut terkait acara Milad ke-26 ADI yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Deklarasi Kampus Merdeka, Bersih Narkoba, dan Hidup Sehat di Auditorium Dikti Kemendikbud pada 27 Mei 2024.

Acara itu juga dirangkaikan dengan Seminar Strategi Pengembangan Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas Melalui Kampus Merdeka, Bersih Narkoba, dan Hidup Sehat serta penandatanganan MoU yang dilakukan Ketua Umum ADI Prof. Ir. Muhammad Ali Berawi, M. Eng, Sc., Ph.D dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen. Pol. Marthinus Huko, S.I.K., M.Si.

Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online

Selain itu berlangsung pula pelantikan Prof. Dr. Budiharjo (Rektor Universitas Moestopo) sebagai Ketua ADI DKI dan Wakil Ketua Dr. Titik Haryati, M.Ap serta beberapa Ketua Bidang ADI DKI.

Pada kesempatan itu hadir Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI Dr. Lukman, S.T., M.Hum mewakili Mendikbud dan Ristek yang berhalangan hadir.

Acara itu juga dihadiri oleh pejabat BNN RI, yaitu Irjen Pol. Dr. Drs. Richard M. Nainggolan, D.H., M.M ., MBA (Deputi Pencegahan), ⁠Irjen. Pol. Drs. Agus, S.H., M.Si., M.H., Ph.D (Deputi Hukum dan Kerjasama), dan Irjen Pol. ⁠Tantan Sulistyana S.H., S.I.K. M.M (Sekretaris Utama).

Menurut Titik, pengembangan pendidikan menuju Indonesia Emas merupakan tantangan dengan jumlah penyalahgunaan narkoba di Perguruan Tinggi yang terus meningkat dan makin mengkhawatirkan, sehingga perlu adanya sinergi antara ADI dan BNN RI untuk mewujudkan kampus merdeka, bersih narkoba, dan hidup sehat.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Ia menjelaskan, bahaya narkoba di Perguruan Tinggi sudah menjadi “extra ordinary” (luar biasa), dan kalangan dosen harus menjadi garda paling depan dan menjadi penggerak dalam menciptakan kampus merdeka, bersih narkoba, dan hidup sehat.

Dalam kaitan ini Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal yang akan meluluskan generasi berkualitas serta semua “stakeholder” (pemangku kepentingan) perlu memiliki kesadaran tinggi dan berkomitmen dalam gerak aksi yang terencana untuk mewujudkan kampus merdeka, bersih narkoba, dan hidup sehat.

Untuk itu, khusus dari sisi teknis disarankan perlunya pemeriksaan urine mahasiswa, dosen, dan semua karyawan perguruan tinggi secara berkala untuk menjadikan kampus “Zero Narkoba”.

“Pilot project akan dilaksanakan ADI DKI, dan akan terus disosialisasikan ke seluruh ADI Propinsi, Wilayah, dan Cabang serta akan menjadi percontohan untuk profesi-profesi lain. Mohon do’a semua pihak untuk terus mendukung ikhtiar baik bagi rakyat seluruh Indonesia menuju Indonesia Emas,” kata Dr. Titik.

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (Ganas Annar MUI) itu juga mengemukakan bahwa rangkaian acara Milad ke-2 ADI diawali dengan launching buku “Call-Sign Indonesia” yang ditulis oleh Capt. Nikmatullah Tufiqquzaan.

Capt. Nikmatullah menjadi pilot pada usia sangat muda, yakni 18 tahun berkat pendidikan yang digembleng ayahnya, seorang guru yang menanamkan disiplin dan tanggung jawab tinggi, sehingga dia bisa menjadi pilot yang berkarakter, intelek, dan mampu berkarya serta berprestasi.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom