Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peraih Nobel Perdamaian Argentina Desak Netanyahu Ditangkap jika Berkunjung

Hasanatun Aliyah Editor : Ali Farkhan Tsani - 47 menit yang lalu

47 menit yang lalu

7 Views

Peraih Nobel Perdamaian Adolfo Perez Esquivel (Nobel Peace Summit)

Buenos Aires, MINA –  Peraih Nobel Perdamaian Adolfo Perez Esquivel pada Senin (29/9) mendesak pengadilan federal untuk menegakkan putusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan menangkap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas tuduhan genosida dan kejahatan perang jika ia berkunjung ke Argentina.

Perez, 93 tahun, adalah salah satu tokoh hak asasi manusia paling dihormati di Amerika Latin. Ia menerima Nobel Perdamaian pada 1980 atas perjuangan tanpa kekerasan melawan kediktatoran militer Argentina. Ia pernah dipenjara dan disiksa karena aktivismenya, namun tetap konsisten menjadi suara keadilan sepanjang hidupnya.

Petisi tersebut muncul di tengah kedekatan Milei dengan Netanyahu. Pekan lalu, ia bahkan menerima penghargaan B’nai B’rith atas komitmennya terhadap Israel.

“Jika ia datang ke sini, diundang oleh Presiden Milei, logis bahwa ia (Netanyahu) akan menghadapi penolakan. Dan kami berharap ia tidak datang ke negara ini,” kata Perez kepada Anadolu.

Baca Juga: Mengaku Salah, Netanyahu Minta Maaf ke Qatar soal Serangan Doha

Perez menegaskan, Argentina yang mengakui yurisdiksi ICC, secara hukum wajib melaksanakan putusannya. Ia menuduh Israel sengaja menargetkan warga sipil di Gaza yang telah menewaskan sekitar 20.000 anak, sekaligus mengecam pemerintah Milei karena menyatakan tidak akan menegakkan perintah penangkapan bila Netanyahu berkunjung.

Menurut laporan media Israel, rencana kunjungan Netanyahu ke Argentina usai lawatannya ke AS telah dibatalkan dengan alasan teknis.

Perez juga menuding Amerika Serikat sebagai penghalang utama perdamaian karena terus mendukung Israel, termasuk menggunakan hak veto di PBB. Ia menuduh Israel bersama sekutunya berusaha menggagalkan pembentukan negara Palestina dengan merebut wilayah mereka.

Perez menilai PBB telah dilemahkan oleh tekanan AS dan menyerukan reformasi agar lebih demokratis. Ia menyoroti kegagalan PBB menghentikan serangan Israel di Gaza maupun perang di Ukraina.

Baca Juga: Trump Usulkan 20 Poin Rencana Akhiri Perang di Gaza

Argentina memiliki komunitas Yahudi berbahasa Spanyol terbesar di dunia, sekitar 250.000 orang. Perez menekankan keragamannya dan menyebut banyak yang keras mengkritik tindakan Israel di Gaza. Ia mencontohkan aktor Yahudi Argentina Norman Briski yang mengecam serangan Israel namun kemudian menghadapi serangan antisemit.

Perez juga menyebut gerakan Yahudi Not in Our Name di Buenos Aires serta upaya Global Sumud Flotilla untuk menembus blokade Israel di Gaza demi mengirimkan bantuan.

Perez menyerukan kedua pihak mengambil langkah menuju perdamaian. Ia mengecam penculikan warga Israel oleh Hamas, namun juga menegaskan bahwa Israel harus menghentikan genosida yang menargetkan rumah sakit, sekolah, dan kehidupan rakyat Palestina.

Ia menuduh negara-negara Barat bersikap hipokrit karena di satu sisi berbicara soal perdamaian, tetapi di sisi lain tetap membantu Israel. []

Baca Juga: Berikut Rencana 20 Poin Trump Akhiri Perang Israel di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda