Perancis Dukung Sanksi Bagi Negara Uni Eropa Tolak Migran Berstatus Suaka

Paris, MINA – mendukung sanksi keuangan bagi negara-negara yang menolak dengan status suaka, Presiden Emmanuel Macron mengatakan, Sabtu (23/6),

Pernyataan ini jelas menuju kepada Hongaria, Rumania dan Republik Ceko yang menentang skema relokasi Uni Eropa, dengan menyatakan ketiga negara itu sudah mendapat banyak keuntungan keuangan sebagai anggota Uni Eropa dan kini menunjukkan sifat egois mereka.

Penolakan ini memperdalam kesenjangan antara anggota blok mengenai krisis migran.

Para pemimpin Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat pada Ahad (24/6) di Brussels untuk membahas perselisihan tentang migrasi dengan tujuan mempersiapkan dasar untuk KTT Uni Eropa pada akhir pekan depan.

“Saya sendiri mendukung mekanisme yang memang memperhitungkan hal ini,” kata Macron ketika ditanya tentang pandangannya tentang kemungkinan sanksi keuangan. Demikian Daily Sabah melaporkan yang dikutip MINA, Ahad.

“Anda tidak dapat membiarkan negara-negara yang secara besar-besaran mendapat manfaat dari solidaritas Uni Eropa dan secara besar-besaran menyuarakan keegoisan nasional mereka ketika menyangkut masalah migran,” tambahnya.

Presiden Perancis menyarankan syarat tambahan harus dilampirkan pada pemberian dana struktural Uni Eropa untuk menjamin penerima mengambil bagian mereka dari migran suaka.

Macron mengeluarkan komentar itu setelah pertemuan pertamanya dengan Perdana Mmenteri baru Spanyol, Pedro Sanchez, di Istana Elysee. Keduanya sepakat bahwa pusat-pusat penahanan tambahan harus dibuka di Eropa untuk meninjau aplikasi pencari suaka.

Pusat penahanan akan berada di atas prioritas yang disebut “platform disembarkasi” di luar Uni Eropa di mana permintaan suaka dapat dinilai sebelum pencari suaka mencapai Eropa.

“Apa yang kami usulkan adalah membangun pusat penahanan yang didanai Eropa di negara terdekat dan teraman (dari sumber arus pengungsi),” kata Macron setelah debat panas bulan ini mengenai kapal penyelamat Aquarius dan lebih dari 600 migrannya. Kapal itu akhirnya menemukan tempat berlindung yang aman di Spanyol.

“Dan dari pusat penahanan Eropa ini … tim harus mengambil orang-orang yang tidak lolos pengajuan status suaka kembali ke negara asal mereka,” tambahnya.

Spanyol, Jerman dan sebagian besar negara Uni Eropa lainnya mendukung inisiatif ini, kata sumber diplomatik kepada media. (T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)