Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PERANCIS TUNDA TARIK PASUKAN DARI MALI

Rudi Hendrik - Rabu, 21 Mei 2014 - 06:59 WIB

Rabu, 21 Mei 2014 - 06:59 WIB

541 Views

MALI.png" alt="" width="301" height="187" border="0" />Paris, 22 Rajab 1435/21 Mei 2014 (MINA) – Bentrokan yang terjadi di Mali baru-baru ini menjadi alasan bagi Perancis menunda rencananya untuk menarik pasukannya dari negara Afrika yang kaya sumber daya alam itu.

Sebuah sumber pertahanan Perancis di Paris mengatakan Selasa (20/5), rencana untuk memindahkan pasukan yang bertugas di Mali ke negara-negara Afrika lainnya telah tertunda, menyusul pecahnya pertempuran antara militan dan tentara di kota utara Kidal baru-baru ini.

Milisi Taureg bentrok dengan tentara Mali di kota Kidal selama kunjungan Perdana Menteri Mali Moussa Mara ke wilayah itu pada 17 Mei, Press TV yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Mengingat peristiwa 48 jam terakhir, operasi untuk merestrukturisasi pasukan di bawah Serval dan mengirimkannya ke unit Perancis lainnya di wilayah Sahel – Sahara telah ditangguhkan untuk beberapa minggu,” kata sumber pertahanan Perancis.

Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas

Awal bulan ini, Paris mengatakan berakhirnya “fase perang frontal” di Mali dan direncanakan memindahkan 2.000 dari 3.000 tentaranya di Mali ke negara-negara lain di wilayah Sahel.

Sumber itu juga mengatakan, Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian diharapkan mengunjungi Mali dan Chad pada akhir pekan untuk membenahi pemindahan tersebut, tapi perjalanan itu telah dibatalkan.

Perancis mengirim pasukannya ke Mali dengan dalih misi menjaga perdamaian pada Januari 2013 untuk menghentikan kemajuan para milisi Tuareg di bagian utara negara Afrika itu.

Chaos terjadi di Mali setelah Presiden Amadou Toumani Toure digulingkan dalam kudeta militer pada 22 Maret 2012. Para pemimpin kudeta mengatakan, mereka melakukan kudeta dalam menanggapi ketidakmampuan pemerintah dalam membendung pemberontakan Tuareg di utara.

Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur

Namun, setelah kudeta, para pejuang Tuareg mengambil alih seluruh wilayah gurun utara, namun para pejuang Ansar Dine kemudian terdesak oleh pasukan pimpinan Perancis.

Situasi kemanusiaan di negara itu kian memburuk dan ratusan ribu orang telah mengungsi meskipun ada kehadiran ribuan tentara Perancis. (T/P09.R2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

 

Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan  

 

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Eropa
Internasional
Afrika
Internasional