Qamishli, Suriah, 2 Syawal 1435/29 Juli 2014 (MINA) – Kondisi yang dalam kecamuk perang saudara di Suriah, membuat warga Suriah lupa pada sukacita hari raya Idul Fitri.
“Krisis Suriah membuat orang lupa tentang sukacita Idul Fitri,” kata Delshad Omar, seorang penduduk kota timur laut Qamishli, Suriah, kepada ARA News Senin (28/7) yang dikutip MINA.
“Kami ingin kebahagiaan bagi anak-anak kami yang tidak mengerti berduka. Kami berharap kesejahteraan dan keselamatan kepada keluarga kami pada hari ini,” kata Omar.
Muslim di seluruh dunia mulai merayakan Idul Fitri pada hari Senin yang menandai akhir dari bulan Ramadhan.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Ahmed Gandi, warga lain kota Qamishli, yakin bahwa setiap keluarga telah mengucapkan selamat tinggal pada beberapa kerabat mereka di tengah perang yang sudah tiga tahun lamanya, yang membuat sulit warga Suriah untuk merayakan acara hari raya seperti itu.
“Kami berharap mendapatkan kembali sukacita Idul Fitri seperti hari-hari dulu,” Gandi menyatakan optimisme-nya kepada ARA News.
“Idul Fitri adalah kesempatan untuk mengunjungi orang yang kami cintai dan mengubah beberapa realitas hidup kami,” kata Iman Othman dari Qamishli.
Dahulu menjelang Idul Fitri, pasar induk Qamishli selalu menjadi penuh sesak. Namun Othman mengatakan, sejak awal perang yang sedang berlangsung telah merubah secara dramatis kota Qamishli dan kota-kota Suriah lainnya.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Aktivis Faris Yasir mengatakan, kondisi hidup memburuk dan hilangnya keamanan tidak dapat diabaikan dalam kesempatan seperti itu.
“Sayangnya, penderitaan sehari-hari membayangi selama hari pertama Idul Fitri di Suriah,” kata Yasir.
Yasir mengatakan harga barang dan kebutuhan dasar meningkat tinggi.
Namun, ilmuwan Islam Mullah Abdullah, berpendapat bahwa orang yang berpuasa Ramadhan bisa merayakan Idul Fitri meskipun kondisi sulit di Suriah.
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
“Ini kehendak Tuhan bahwa kita berlalu melalui semua kesulitan, ini adalah ujian suci bagi kemauan dan tekad kami. Kami harus bertahan meskipun semua kesulitan disebabkan oleh perang, karena hidup akan terus berjalan pula,” kata Mullah Abdullah.
“Semoga Tuhan memberkati Suriah dan rakyatnya,” tambahnya. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)