Moskow, 15 Jumadil Awwal 1436/6 Maret 2015 (MINA) – Perdana Menteri Italia Matteo Renzi meminta Rusia untuk membantu mengatasi krisis di Libya.
“Saya yakin Rusia dapat memainkan perannya untuk menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung di negara Afrika Utara tersebut,” kata Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, seperti dilaporkan Press TV yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at.
Pada pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin di Kremlin di Moskow, Kamis (5/3) kemarin, Renzi menekankan perlunya untuk menghimpun kekuatan dunia internasional untuk mengatasi kekacauan di Libya.
Sementara presiden Putin menyambut baik upaya Perdana Menteri Matteo Renzi guna membantu mengakhiri gejolak Libya yang juga didukung oleh PBB.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Kami memiliki data rincian ancaman teroris berasal dari Timur Tengah dan Afrika Utara,” kata Putin.
Kedua belah pihak juga bertukar pandangan yang melibatkan isu-isu seputar krisis Ukraina.
PBB menengahi pembicaraan antara pihak yang bertikai di Libya dalam upaya untuk mengakhiri pertempuran selama berbulan-bulan yang telah menyebabkan negara Arab menjadi kacau.
Beberapa kali juga telah dilakukan pembicaraan yang diselenggarakan antara pihak Libya yang didukung PBB sejak September lalu.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Negara Afrika Utara kini terdapat dua kubu rival yang berlomba-lomba untuk menguasai negara, dengan satu mengendalikan ibukota, Tripoli, dan lainnya. Sementara pemerintah yang diakui secara internasional di Libya, yaitu yang mengatur kota-kota timur Bayda dan Tobruk.
Banyak yang khawatir perjuangan perebutan kekuasaan antara kedua pemerintah saingan dan kelompok-kelompok bersenjata di Libya akan mendorong negara Afrika Utara lebih kacau.
Memanfaatkan kekosongan kekuasaan di Libya, kelompok militan ISIS mengendalikan beberapa daerah di Irak dan Suriah, yang telah memperluas aksi teror mereka ke negara Afrika Utara.(T/P010/R05)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)