Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perdana Menteri Netanyahu Jadi Tersangka Korupsi

Syauqi S - Jumat, 4 Agustus 2017 - 21:13 WIB

Jumat, 4 Agustus 2017 - 21:13 WIB

220 Views ㅤ

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Foto: File)

Tel Aviv, MINA – Polisi Israel menetapkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai tersangka sejumlah tindak pidana, termasuk suap, penggelapan, dan pelanggaran kepercayaan, menurut laporan media lokal Kamis (3/8) malam.

Hal itu muncul saat persidangan yang mengungkapkan bahwa jaksa sedang melakukan negosiasi dengan mantan ajudan senior Netanyahu, demikian surat kabar Haaretz melaporkannya.

Penyidik sedang mencoba mendapatkan kesaksian dari mantan kepala staf Ari Harow tentang dua kasus yang berkaitan dengan pemberian yang diduga diberikan kepada Netanyahu dan keluarganya oleh tokoh bisnis dan seorang penerbit surat kabar.

Netanyahu diperiksa awal tahun ini oleh polisi atas tuduhan tersebut. Pemimpin Israel itu menolak semua kasus yang dituduhkan.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

“Kami benar-benar menolak klaim yang tidak berdasar yang dituduhkan terhadap perdana menteri,” tulis sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu

“Upaya untuk mengganti pemerintah dilancarkan secara penuh, tapi itu ditakdirkan gagal, karena alasan sederhana: tidak akan ada apa pun sebab memang tak ada apa-apa,” tambah pernyataan tersebut.

Jika Harow memberikan kesaksian atau bukti yang bertentangan dengan pengakuan bosnya, Netanyahu berpotensi menghadapi dakwaan.

Meski Netanyahu tidak akan dipaksa mengundurkan diri jika didakwa, kasus tersebut akan meningkatkan tekanan pada dirinya untuk meletakkan jabatan setelah 11 tahun menjabat.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Satu penyelidikan, yang dikenal sebagai Kasus 1.000, melibatkan produser ternama Hollywood Arnon Milchan. Pengusaha Israel-Amerika Serikat (AS) itu diduga diminta membelikan hadiah mewah untuk Netanyahu dan istrinya.

Kasus lainnya, dikenal sebagai Kasus 2.000, berkaitan dengan klaim kesepakatan yang diajukan untuk liputan yang menguntungkan dengan Arnon Mozes, penerbit surat kabar Yedioth Ahronoth.

Harow adalah kepala staf Netanyahu pada 2008 saat dia menjadi pemimpin oposisi. Dia kembali bekerja dengan perdana menteri pada 2014 namun mengundurkan diri setahun kemudian di tengah klaim korupsi. (T/R11)

 

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

Rekomendasi untuk Anda