DI BALIK reruntuhan bangunan dan suara ledakan yang menggema di langit Gaza, ada sosok-sosok perempuan Palestina yang tetap teguh berdiri. Mereka bukan sekadar ibu, istri, atau anak, tetapi juga penjaga kehormatan bangsa dan agama. Ketika dunia hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, mereka menjalani kehidupan yang penuh tantangan dengan keberanian luar biasa.
Seorang ibu di Gaza, meski kehilangan rumahnya akibat serangan, tetap tersenyum di hadapan anak-anaknya. Ia tahu bahwa keteguhannya adalah benteng terakhir bagi mereka. Di antara kepingan puing, ia memasak roti dari tepung seadanya, mengajarkan anak-anaknya Al-Qur’an, dan membisikkan harapan di tengah keterbatasan. “Kita boleh kehilangan rumah, tetapi kita tidak akan pernah kehilangan iman,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Tak hanya ibu-ibu, gadis-gadis muda Palestina pun tumbuh dengan semangat perjuangan. Mereka pergi ke sekolah di tengah ancaman peluru, belajar dengan penerangan lilin saat listrik dipadamkan, dan tetap bercita-cita tinggi meski hidup dalam kepungan. Mereka tidak mengeluh, karena mereka tahu bahwa ilmu adalah bagian dari jihad mereka. Dengan pena dan buku, mereka berjuang di medan yang berbeda, menciptakan harapan untuk generasi selanjutnya.
Di masjid Al-Aqsa, para perempuan Palestina berdiri tegap menghadapi serangan dan intimidasi. Mereka tidak gentar ketika diusir, tidak takut ketika dijadikan sasaran. Mereka menjaga kiblat pertama umat Islam dengan doa dan keberanian. Dalam hati mereka, ada keimanan yang tak tergoyahkan, mengajarkan dunia bahwa mempertahankan kehormatan Islam bukan hanya tugas kaum laki-laki, tetapi juga tugas para Muslimah.
Baca Juga: Perak Indonesia Luncurkan Kado Mukena Nusantara
Kisah keteguhan perempuan Palestina seharusnya menjadi inspirasi bagi Muslimah Indonesia. Kita mungkin tidak berada di medan perang, tetapi kita memiliki peran penting dalam membangun generasi yang kuat. Jika mereka bisa bertahan di tengah peperangan, mengapa kita tak mampu bertahan dalam menghadapi tantangan kehidupan? Jika mereka bisa mendidik anak-anak mereka di bawah ancaman senjata, mengapa kita tak bisa mendidik generasi kita dengan baik di negeri yang damai?
Keteguhan perempuan Palestina adalah cermin bagi kita semua. Mereka mengajarkan bahwa seorang Muslimah sejati adalah yang kuat dalam iman, teguh dalam prinsip, dan tak gentar menghadapi ujian. Dari mereka, kita belajar bahwa perempuan bukan sekadar pendamping, tetapi juga pejuang. Bukan sekadar ibu, tetapi juga pendidik peradaban. Bukan sekadar sosok yang rapuh, tetapi juga pilar yang kokoh.
Hari ini, mari kita belajar dari mereka. Jadilah perempuan yang teguh dalam iman, yang tak mudah menyerah dalam menghadapi rintangan, dan yang selalu berpegang pada kebenaran. Karena di setiap langkah kita, ada perjuangan yang lebih besar menanti. Dan di setiap doa yang kita panjatkan, ada harapan untuk saudara-saudara kita di Palestina.
Lima Pelajaran Penting
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Islam bagi Muslimah
Pertama, Keteguhan Iman dan Kesabaran. Perempuan Palestina mengajarkan bahwa keimanan yang kuat adalah sumber ketahanan dalam menghadapi ujian. Mereka tetap teguh dalam ibadah, mendidik anak-anaknya, dan menjaga kehormatan Islam meski hidup dalam keterbatasan. Ini menjadi pelajaran bagi Muslimah Indonesia untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup, serta selalu bersandar kepada Allah dalam setiap keadaan.
Kedua, Perempuan sebagai Pilar Peradaban. Kisah mereka membuktikan bahwa perempuan memiliki peran besar dalam membangun generasi yang kuat. Dengan ilmu, pendidikan, dan keteladanan, mereka menanamkan nilai perjuangan dan keberanian kepada anak-anak mereka. Ini menginspirasi Muslimah Indonesia untuk berperan aktif dalam mendidik generasi yang cerdas, tangguh, dan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam.
Ketiga, Perjuangan Tidak Selalu dengan Senjata, tetapi dengan Ilmu dan Doa. Perempuan Palestina menunjukkan bahwa perlawanan tidak selalu harus dengan senjata. Mereka berjuang dengan ilmu, mendidik anak-anaknya agar tidak kehilangan identitas Islam, serta terus berdoa di tengah keterbatasan. Ini mengajarkan Muslimah Indonesia bahwa perjuangan bisa dilakukan dalam berbagai bentuk—menjadi ibu yang mendidik anak dengan nilai Islam, menjadi pendidik yang menyebarkan ilmu, atau menjadi pribadi yang terus berdoa dan peduli terhadap saudara seiman.
Keempat, Kepedulian terhadap Umat Islam di Seluruh Dunia. Kisah mereka mengingatkan kita bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Penderitaan mereka seharusnya tidak hanya menjadi berita yang kita baca, tetapi juga menjadi pengingat akan tanggung jawab kita sebagai Muslimah untuk peduli dan bertindak. Bentuk kepedulian bisa berupa menyebarkan kesadaran, membantu dengan donasi, atau setidaknya terus mendoakan agar mereka diberikan keteguhan dan pertolongan Allah.
Baca Juga: Tips Berpakaian Syar’i Namun Tetap Gaya
Kelima, Menjadi Muslimah yang Kuat dalam Prinsip dan Tidak Mudah Terombang-ambing. Perempuan Palestina tidak goyah meskipun mengalami tekanan, ancaman, dan kehilangan. Mereka tetap teguh menjaga kehormatan, hijab, dan akidah mereka. Ini menjadi pelajaran bagi Muslimah Indonesia untuk tetap berpegang teguh pada prinsip Islam, tidak mudah terpengaruh oleh budaya yang bertentangan dengan syariat, serta selalu menjaga identitas sebagai Muslimah yang berakhlak mulia.
Semoga Allah menjaga mereka, dan semoga keberanian mereka mengalir dalam darah kita sebagai Muslimah yang tak hanya berdiam diri, tetapi turut serta dalam perjuangan—dengan ilmu, dengan doa, dan dengan keteguhan hati.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimah, Jangan Jadi Dermawan yang Rugi!