Oleh: Sajadi, Wartawan Kantor Berita MINA
Perhelatan Dialog Level Tinggi Kerjasama Kawasan Indo-Pasifik atau High Level Dialogue Indo-Pasific Cooperation (HLDIPC) pada 21 Maret di Jakarta, telah usai.18 negara yang hadir diklaim mempunyai pandangan dan komitmen yang sama terkait pengembangan konsep Indo-Pasifik.
Forum dialog internasional tersebut dihadiri oleh pejabat tingkat tinggi dari 10 negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta delapan negara mitra dalam pengembangan konsep Indo-Pasifik yakni Amerika Serikat, Australia, Jepang, India, Korea Selatan, China, Rusia, dan Selandia Baru.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam konferensi pers usai HLDIPC menyampaikan, negara yang hadir dalam dialog tersebut juga mengapresiasi inisiatif dan kepempimpinan Indonesia dalam menyelenggarakan forum tersebut dalam rangka memajukan pembahasan kerja sama Indo-Pasifik.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
HLDIPC merupakan satu langkah yang telah diambil oleh Indonesia untuk menyinergikan prinsip-prinsip yang dimiliki oleh negara peserta forum terkait konsep Indo Pasifik itu sendiri.
Indonesia, menurut menlu, menyelenggarakan forum internasional tersebut karena adanya perkembangan geopolitik dan geoekonomi di kawasan Indo-Pasifik serta adanya kepentingan bersama untuk menjaga stabilitas kawasan melalui dialog.
Dalam sesi pertama forum, ada banyak kesamaan prinsip dalam konsep Indo-Pasifik yang ditawarkan masing-masing negara. Di antaranya mengenai prinsip keterbukaan, transparansi, inklusif, sentralitas ASEAN, penghormatan terhadap hukum internasional, dan mengedepankan kerja sama berbasis dialog dalam pengembangan konsep Indo-Pasifik.
Selain itu, para delegasi juga menyampaikan pentingnya kerja sama konkret antara negara-negara Indo-Pasifik dalam konektivitas, infrastruktur, maritim, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), serta perubahan iklim.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Sedangakan, dalam sesi diskusi interaktif, para peserta membahas sejumlah aspek dalam berbagai bidang kerja sama di wilayah Indo-Pasifik, termasuk pentingnya pengembangan konsep dalam kerangka kerja sama regional.
Secara prinsip seluruh negara sepakat akan memprioritaskan SDGs, maritim, serta mendorong infrastuktur dan konektivitas dalam konsep Indo-Pasifik.
Ke depannya, menlu menyatakan, Indonesia akan terus melakukan kerja sama dengan ASEAN dan ke-17 negara yang hadir untuk mengembangkan kerangka kerja sama konsep Indo-Pasifik.
Di ASEAN, bahasan dan konsep Indo-Pasifik sendiri sudah hampir selesai, ke depan tentunya konsep ini akan dimatangkan. Namun, menlu belum dapat memastikan apakah forum serupa yang membahas Indo-Pasifik akan diadakan dalam masa yang akan datang.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Namun, ia merasa Indonesia perlu berbangga karena telah mengambil inisiatif dan menggerakkan dialog serta pembicaraan tersebut. Menurutnya, mempertemukan 18 negara dalam satu ruangan bukanlah hal yang mudah, ini adalah sebuah pencapaian.
Ia ingin forum-forum seperti ini berlangsung secara berkelanjutan sebagai platform dialog yang dinamis dan interaktif untuk menggalang kerja sama yang terbuka dan inklusif.
Selain itu, menlu juga melakukan pertemuan bilateral dengan tujuh negara yaitu: Selandia Baru, China, Australia, Jepang, Vietnam, Amerika Serikat, dan Papua Nugini.
Menlu mengungkapkan, ketujuh negara memuji upaya Indonesia untuk menggelar forum yang dinilai bermanfaat guna menyinergikan konsep Indo-Pasifik yang diusung masing-masing negara peserta.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Dengan dasar dukungan tersebut, Indonesia sangat percaya diri untuk melanjutkan konsultasi Indonesia mengenai pengembangan Indo-Pasifik kedepannya. (A/Sj/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh