Gaza, MINA – Peringatan 30 tahun Gerakan Perlawanan Islam Hamas menegaskan kelanjutan Intifadhah Al-Quds.
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah, mengatakan dalam sambutannya untuk menggagalkan keputusan Trump soal Yerusalem.
Haniyeh menekankan, ada tiga jalur untuk menggagalkan keputusan Trump, yaitu pencapaian persatuan Palestina, membangun aliansi yang kuat di tingkat daerah, dan kelanjutan intifadhah. Quds Press melaporkan Kamis (14/12).
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Sejak berdirinya gerakan Hamas pada 14 Desember 1987, berulang kali mendorong peningkatan intifadhah melawan pendudukan di semua wilayah Palestina sampai sepenuhnya dibebaskan.
Gerakan Hamas dicanangkan setelah pertemuan yang dipimpin oleh Syaikh Ahmed Yassin di rumah Nizar Awadallah, seorang anggota Biro Politik gerakan tersebut, di kawasan Sabra, barat daya Kota Gaza.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Abdel Aziz Rantissi (gugur 17 April 2004), Salah Shehadeh (gugur 22 Juli 2002), Muhammad Shama (gugur 10 Juni 2011), Abdel Fattah Dukhan, Ibrahim El Yazouri, dan Issa.
Pernyataan pertama gerakan tersebut adalah menyerukan Intifadhah dengan segala cara di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Hamas meresmikan sayap militer Brigade Izzuddin Al-Qassam, yang semakin meningkatkan gerakan perlawanan menghadapi pasukan Zionis Israel.
Brigade bersenjata ini mampu melakukan gerakan perlawanan mematikan, serangan roket, penculikan, hingga serangkaian operasi gerilya. (T/RS2/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza