Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan Hari Solidaritas Internasional Palestina Digelar di Depok

Rana Setiawan - Ahad, 26 November 2017 - 11:13 WIB

Ahad, 26 November 2017 - 11:13 WIB

190 Views

Direktur Utama Sahabat Palestina Memanggil (SPM) Salim Assoba sedang menyampaikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina atau Palestine Solidarity Day (PSD) 2017 di Ballroom Hotel Bumi Wiyata, Depok, Ahad (26/11).(Foto: Rana/MINA)

 

Depok, MINA – Puncak Peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina atau Palestine Solidarity Day (PSD) 2017 digelar di Ballroom Hotel Bumi Wiyata, Depok, Ahad (26/11).

Pada peringatan yang jatuh setiap 29 November dan diperingati di seluruh dunia ini PSD 2017 dimeriahkan dengan Konser Kemanusiaan “Cinta Indonesia untuk Palestina” oleh Opick Tombo Ati, Melly Goeslaw, Neno Warisman, dan tim nasyid Izzatul Islam.

Perhelatan akbar yang digelar Sahabat Palestina Memanggil (SPM) ini juga diadakan pelepasan duta kemanusiaan yang akan menyalurkan langsung bantuan untuk warga Palestina di tempat pengungsian di tiga negara, yaitu Turki, Lebanon, dan Suriah.

Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H

Direktur Utama SPM Salim Assoba mengatakan, peringatan yang rutin digelar setiap tahun ini sebagai bentuk kecaman terhadap penistaan yang dilakukan ekstrimis Yahudi Israel terhadap Palestina dan Masjid Al-Aqsha.

“Kami mengutuk keras yahudisasi Kota Al-Quds dan penistaan yang dilakukan tentara Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsha,” tegas Salim saat menyampaikan sambutan dihadiri ribuan peserta PSD 2017 dari berbagai wilayah.

Selain itu, perhelatan akbar yang ketiga kali ini juga dihadiri Walikota Depok, tokoh dan aktivis kemanusiaan.

Salim mengatakan, aksi ini juga merupakan penolakan segala bentuk campur tangan Israel dalam pengelolaan Masjid Al-Aqsha, termasuk pembagian waktu dan tempat khusus untuk Yahudi, serta keputusan otoritas Israel yang melarang mengumandangkan adzan di masjid-masjd Palestina.

Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol

“Kami mengecam keras keputusan pemerintah Zionis Israel yang melarang mengumandangkan adzan dari masjid-masjid Palestina dengan alasan mengganggu warga di sekitar, ini bentuk pelanggran HAM yang menjamin setiap pemeluk agama menunaikan ritual agamanya sesuai keyakinannya,” ujarnya.

SPM, lanjut Salim, menyerukan kepada semua pihak khususnya Pemerintah Amerika Serikat dan masyarakat dunia untuk menghirmati hasil rekonsiliasi nasional antara dua gerakan besar di Palestina, Fatah dan Hamas, yang disepakati di Kairo pada 12 Oktober 2017 lalu. Kesepakatan ini salah satunya untuk mengakhiri blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 11 tahun lamanya.

“Kami mengingatkan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk tidak melakukan normalisasi hubungan dengan Israel karena akan menyengsarakan bangsanya sendiri dan sikap itu merupakan sikap yang tidak solider kepada bangsa Palestina yang kini masih dijajah oleh Zionis Israel,” imbuhnya.

Lebih jauh Salim mengemukakan, SPM mendukung dan memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) yang telah menyatakan bahwa Masjid Al-Aqsha merupakan situs milik umat Islam dan bukan milik orang Yahudi.

Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan

“Untuk itu, kami menyerukan kepada pemerintah Republik Indonesia di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo untuk tidak menyerah terhadap lobi-lobi Yahudi yang meminta agar Indonesia tidak mendukung keputusan UNESCO tersebut,” seru Salim.

SPM mengajak PBB dan seluruh masyaakat internasional untuk lebih memperhatikan pata pengungsi Palestina dan pengungsi-pengungsi lainnya. (L/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syubban Fatayat Masjid At-Taqwa Cibubur Gelar Program Youth Camp di Purwakarta

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Internasional
Internasional
Palestina