Peringati Hari AIDS Sedunia, STAI AL-FATAH Gelar Seminar Cegah HIV/AIDS

Cileungsi, Kab. Bogor, MINA – Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah menggelar dengan tema ‘Cegah Perkuat Solidaritas, Tingkatkan Pengetahuan, Eratkan Kebersamaan’ di Kampus , Cileungsi – Bogor, Ahad (5/12).

Hadir sebagai pemateri dalam seminar ini, Lamudin dari Palang Merah Indonesia (PMI), dan dr. Choga Ilham Arlando tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).

Ketua Prodi STAI Al-Fatah Deni Rahman dalam sambutannya mengatakan, di usia remaja saat ini rawan adik-adik semua masuk ke dalam pergaulan bebas.

“Kita bersyukur ada dalam dinul Islam, dalam Islam sendiri yang saya baca terkait HIV/AIDS ini tidak hanya karena kesehatan tapi juga karena perilaku. Usia kita ini rawan, maka kita mengundang narasumber sehingga kita bisa mengantisipasi,” ujarnya.

Lamudin mengatakan, HIV ini adalah virus, spektrum penyakit yang menyebabkan suatu penyakit bisa menempel. AIDS juga sindrom, merupakan sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh virus HIV dan merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

“HIV/AIDS ini salah satu contoh ketika kita melanggar peraturan dari Allah, Allah telah menjelaskan dalam satu ayat bahwa jangan mendekati zina,” kata Lamudin.

Menurutnya, lebih baik mencegah daripada mengobati, dimulai dari mencegah jangan melakukan, setia kepada satu pasangan, dan lain-lain.

“Jauhi HIV AIDS nya bukan odhanya,” pungkasnya.

Sementara dr. Choga Ilham Arlando mengatakan, HIV ini terus menjadi isu yang besar sampai saat ini sudah merenggut nyawa 36, 3 juta manusia di seluruh. Sampai saat ini belum ada obat penyembuhan, tapi sudah ditemukan obat-obat untuk menekan virus.

“37,7 juta orang diperkirakan hidup dengan HIV dalam tubuhnya pada akhir 2020, dan 2/3 dari mereka hidup di Benua Afrika,” kata Choga.

Ia mengatakan, pendidikan pertama adalah keluarga, di sini juga ulama memiliki peran yang penting untuk selau mengingatkan dan mengajak agar jangan mendekati zina, mendekatinya saja sudah dilarang. Inilah pentingnya ilmu agama juga.

“Kita harus meningkatkan pengetahuan bagaimana penyakit HIV/AIDS itu sendiri, menghapus stigma negatif terhadap penderita HIV, dan menimbulkan rasa empati,” ujarnya. (L/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.