FATIMA ABDULRAHIM yang berusia 70 tahun menyelamatkan diri dari el-Fasher, ibu kota Darfur Utara, bersama cucu-cucunya beberapa hari sebelum kamp itu direbut oleh pasukan yang berperang. Upaya Fatima itu membuatnya terhindar dari pengepungan di Ibu Kota.
Ia menceritakan perjuangannya dalam menyelamatkan diri kepada The Associated Press.
Fatima menempuh perjalanan lima hari yang menakutkan untuk mencapai Kota Tawila. Selama perjalanannya bersama cucu-cucunya, mereka harus bersembunyi di parit, menghindari peluru dan orang-orang bersenjata di balik tembok dan bangunan kosong.
“Kami berlari di jalanan, bersembunyi selama sepuluh menit di balik tanggul, lalu keluar, berlari hingga berhasil selamat,” katanya.
Baca Juga: Tiga Tokoh Indonesia Suarakan Peran Masjid dan Keadilan Ekonomi di Forum Perdamaian Dunia Roma 2025
Ia sampai jatuh dan bangkit di tengah tembakan demi tembakan. Rekan-rekannya terkadang menggendongnya.
“Rasa haus hampir membunuh kami,” katanya. Ia menggambarkan pengalamannya memetik rumput untuk dimakan di pinggir jalan.
Di sepanjang perjalanan, ia juga menyaksikan milisi menembak dan membunuh pemuda yang mencoba membawa makanan ke kota.
“Orang-orang yang tewas di jalanan tak terhitung jumlahnya,” katanya. “Saya terus menutup mata anak-anak kecil agar mereka tidak melihat. Beberapa terluka, dipukuli, dan tidak bisa bergerak. Kami menarik beberapa ke jalan beraspal, berharap ada mobil yang datang dan menolong mereka.”
Baca Juga: Palang Merah Internasional Desak Para Pemimpin Dunia Bertindak Hentikan Pembunuhan di Sudan
Ia mengatakan beberapa milisi menghentikannya, dan juga rombongan yang bepergian bersamanya. Para milisi mengambil semua barang milik mereka dan memukuli anak-anak.
Setidaknya 450 orang telah dirawat di rumah sakit di Kota Tawila, beberapa menderita malnutrisi parah dan kekerasan seksual. kata Adam Rojal, juru bicara kelompok lokal yang bekerja dengan pengungsi di Darfur.
Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan, orang-orang tiba di kamp dengan anggota tubuh patah dan luka-luka lainnya, beberapa dengan luka yang diderita beberapa bulan yang lalu. Banyak anak-anak tiba di kamp setelah kehilangan orang tua mereka. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Siapkan Pengiriman Rudal Tomahawk ke Ukraina, Tunggu ACC Trump
















Mina Indonesia
Mina Arabic